Tuesday, March 28, 2023

Menjelajahi Kenangan dalam Sekejap

doc pribadi


Libur awal Ramadan kemarin memang bener-bener drama. Tiket udah dicancel duluan karena ternyata masih belum jam pulang. Pas mau pulang tiket kereta udah pada habis kemudian ketika hendak balik arah mau ke terminal macetnya ampun. Iseng buka aplikasi KAI access lagi dan ada satu yang masih kosong buru-buru aku ambil. Tanpa mikir panjang meski jadwalnya itu akan sampai ditujuan pada waktu dini hari, demi bisa pulang hari itu, aku ambil aja. Dan yup, that was my first time aku nongkrong sendirian malam-malam di stasiun.

Awalnya udah deg-degan gitu ya takut sepi atau gimana gitu tapi ternyata tidak. Justru semakin malam suasana stasiun jadi lebih ramai. Karena aku pesan tiket begitu tersisa satu jadi ya mau tidak mau tempat duduknya juga sisa kan. Ya sudahlah aku langsung kembali mengecek tiketku ketika memasuki gerbong kereta. Aku buru-buru menyimpan tas ku di bagasi kemudian langsung memejamkan mata sambil mendengarkan lagu sampai akhirnya aku dibangunkan oleh passenger lain kalau aku salah duduk. Meski agak jengkel karena hampir saja tertidur akupun akhirnya geser. Lalu tak lama ada beberapa rombongan santri yang mulai menduduki kursinya. Selang beberapa menit kereta mulai berjalan perlahan meninggalkan stasiun.

doc. pribadi

Suasana gerbong yang agak ramai dan juga celotehan beberapa rombongan santri itu rasanya membuat perasaanku tampak hangat. Rasanya seperti déjà vu. Aku kembali mengecek tiketku dan tanpa sadar kereta ini pernah membawaku ke tempat lain di waktu yang sama dan tahun berbeda.

Aku seperti sedang melihat kericuhan santri saat tak bisa duduk lantaran jalanan kereta masih terhalang oleh koper yang belum dinaikan ke bagasi. Kemudian tempat duduk yang berantakan hingga akhirnya aku melihat diri aku sendiri, memberanikan diri untuk duduk di sampingnya. Insiden tiket kereta hilang, hingga keusilannya malah membuat aku semakin panik.

Aku tersenyum sendiri. Rasanya seperti kemarin. Padahal sudah beberapa tahun yang lalu dan semuanya sudah memiliki keluarga kecil. Kini aku mulai faham, mungkin dibalik tiket yang sudah aku pesan sebelumnya kemudian dibatalkan adalah Allah ingin menghadiahkan aku perjalanan ini. Perjalanan dingin yang mengingatkan aku pada kejadian-kejadian yang dulu ku anggap menyebalkan tapi justru kini sangat kurindukan.

Dan perjalanan kali ini aku menemui keunikan lain. Passenger tadi yang membangunkan aku dan memintaku untuk geser lantaran salah kursi dia memilih untuk menggelar kardus di bawah kursi dan ternyata dia tidur di  bawah kursi. Selain itu passenger di depanku lantaran sampingnya masih kosong, dia bisa tidur menyamping dengan menekuk kakinya. Sementara itu rombongan santri itu rupanya masih ada beberapa yang terjaga dan memilih untuk saling berceloteh dengan temannya.

Terima kasih telah membawaku pada perjalanan pulang dan juga menjelajahi kenangan meski sekejap.


Love,

Ihat

Share:

Monday, February 27, 2023

Ketika Gue Tak Pernah Menjadi Pilihannya

 

Seandainya gue tahu dari awal, ya tentulah gue juga gak mau jatuh ke lubang yang sama. Emang gue gak capek patah hati mulu? Ya capeklah. Gue juga pengen kali dicintai sama orang yang bener-bener tulus. Bukan cuma gue aja yang mencintai, tapi gue juga pengen dicintai.

Gue sempet marah sama diri sendiri. Bahkan pernah hampir nyalahin diri gue sendiri ya karena kebodohan diri gue sendiri.

Mau sampai kapan lo terus jatuh di lubang yang sama?

Masa usia udah hampir seperempat abad aja lo masih bego sih soal hal beginian?

Lo udah berapa kali sih gagal? Lo buta ya? Sampai hal beginian lo tabrak lagi dan kasih lagi excuse? Mau sampai kapan?

Udah di titik yang putus asa banget, hampir dan hampir nyalahin diri seutuhnya sampai kemudian gue sadar. Kalau gue aja nyalahin diri gue, bilang kalau diri gue ini goblok. Siapa lagi yang mau cinta sama diri lo? Gak ada lagi kan? Cuma diri lo sendiri saat ini satu-satunya yang bisa mencintai diri lo apa adanya.

Lalu dari sana akhirnya entah mengapa gue cepat sadar dan gue enyahkan fikiran itu jauh-jauh. Lalu gue minta sama Tuhan buat dikasih satu petunjuk biar satu petunjuk itu yang hancurkan semua angan-angan gue terhadap dia. Dan yap. Gak butuh lama bagi Tuhan buat mengabulkannya. Dan posisi gue saat ini gue malah jadi bersyukur karena dia ninggalin gue, nyia-nyain gue, bahkan mengabaikan gue. Ternyata diri gue yang berharga ini gak layak buat dia. Dan dia terlalu buta buat liat berlian di dalam diri gue.

Gue udah gak mau nyalahin diri gue sendiri. Gue tahu, gue sadar kalau gue salah. Gue salah karena lagi-lagi gue terlalu buru-buru untuk menjatuhkan hati sampai akhirnya ya gue sadar sendiri bahwa selama ini ternyata dia memang cuma pengen tebar pesona aja. Tapi di sisi lain, yang gue syukuri adalah dengan cara gue jatuh cinta sama dia itu malah ngasih jalan ke gue buat cinta sama diri sendiri. Mungkin kalau gue udah sadar di awal ya gue gak akan sampai di titik ini. Makannya sama semua direction lo gue gak mudeng. Ya mungkin Tuhan udah menggariskan semua ini terjadi sama gue dan akhirnya gue bisa di titik sekarang yang mana gue bisa lepas untuk mencintai diri gue sepenuhnya. Karena pada dasarnya manusia kan cuma bisa mengingatkan doang. Sisanya ya tergantung orangnya. Kalau orangnya gak mudeng, kayak gue dikasih tahu gak nurut ya mau gimana lagi? Bisa jadi emang Tuhan lagi nutup hati gue biar gue terus jalan aja dan gue rasain sendiri. Baru kan kalau udah kena batunya akhirnya gue sadar sendiri.  Jadi ya gitu. Tugas kita emang cuma buat ngingetin doang. Kalau misalkan dia tetap keukeuh sama keinginan dia ya berarti itu udah jalannya dia, udah takdirnya dia yang memang harus dia jalani dan gak ada orang yang bisa cegah.

So, dari pengalaman kali ini, gue udah mulai cinta sama diri gue sendiri. Gue gak perlu show up tentang kelebihan gue sama lo karena bukan itu yang lo cari. Lo tuh cuma lagi pake alibi yang udah lo bikin buat dapetin hati yang lo mau. Bener gak sih? Jadi ngapain gue susah payah, give you my best kalau selama ini yang lo cari itu bukan ada diri gue, tapi ada di dia? Tawaran lo kemaren ternyata cuma basa-basi baso tahu yang bener-bener gak pake niat tulus hanya karena lo terlanjur modusin dia di depan gue dan lo cuma mau alibi lo itu bener-bener bukan cuma sekedar alibi. See? Ternyata gue lebih pintar ya dari lo. Lo mau main sampai mana sih? Kalau bagi lo itu adalah sekedar basa-basi sebagai pereda sakit hati, tapi maaf buat gue itu jadi tantangan dan gue mau lebih maju dari lo sampai akhirnya gue bener-bener udah gak bisa buat nengok lo lagi.

Thanks for leaving me!


Share:

Tuesday, February 21, 2023

Membaca Keadaan

Photo by Feyza Tuğba


Seperti dituntun untuk mengetahui yang sebenarnya

Tanpa harus tahu dari mulut ke mulut

Kebenaran yang nampak di depan mata dan juga perlakuan yang tak semestinya sudah aku terima sendiri

Aku yang berniat melakukannya untuk diri sendiri rupanya niat itu malah dimanfaatkan saat kesempatan baik itu datang

Aku yang tak bisa berkutik dihadapan semuanya, aku yang sesekali ikut pembicaraan karena semuanya terasa asing bagiku

Sudah ingin berlari jauh, tapi aku terlanjur menyanggupinya

Jari jemari dipaksakan untuk menyelesaikan namun sungguh aku sudah hancur dari awal

Di depanku adalah kebenaran yang tak bisa dielakkan lagi

Aku yang terbilang mampu rupanya tak berarti di matamu

Kamu ragu padaku dan seolah menyiratkan keengganan

Karena yang kamu mau adalah dirinya

Dan aku tak bisa berbuat banyak

Untuk apa aku menawarkan diri jika niatmu bukan aku yang dicari?

Aku memilih pergi dengan seulas senyum yang dipaksakan

Dan rupanya kepergianku ini adalah hal yang selama ini kamu nanti bukan?

Kalaupun tidak, lantas mengapa kepergianku tidak dicegah dan juga dipertahankan?

Untuk apa aku berada di sana jika pembicaraan saja sudah tak satu frekuensi, jika semuanya hanya tertuju pada diri masing-masing?

Aku bak orang bodoh yang memaksakkan diri berdiri diantara semuanya

Aku terlalu baik untuk dimanfaatkan dengan cara seperti ini

Aku pun tak tahu jika tutur kata manis itu tak sebaik yang aku bayangkan

Mungkin baginya aku akan bahagia diperlakukan dengan cara seperti ini

Tidak. Kamu salah.

Aku terlalu pintar untuk membaca keadaan.

Bukankah sudah jelas kejadian-kejadian itu tak bisa mempererat keadaan selanjutnya bukan?

Kamu hanya datang di saat butuh

Dan memanfaatkan perasaan tulus ini hanya demi tujuanmu sendiri.

 

Sincerely,

Ihat

 

Share:

Wednesday, February 15, 2023

Mengenal Diri Sendiri: 7 Fakta Tentang Ihat

Photo by cottonbro studio

This is my first time I talk the fact about my own self. Bener-bener diajak buat jujur sama diri sendiri. Baik dan buruknya kita kan cuma kita yang tahu sendiri bener gak? Diri kita di kaca mata orang pasti berbeda, gimana yang liatnya dan dari sudut pandang mana mereka menilai kita. Here, there are seven facts about Ihat:

  1. Suka Keramaian tapi Suka Menyendiri juga atau Sebaliknya
    Saya suka pergi ke tempat ramai ataupun perginya bareng temen-temen tapi pas udah sampai ditempat saya terkadang lebih memilih sendiri atau lebih memilih diam saat yang lain sedang asyik-asyiknya ngobrol. Begitupun sebaliknya. Kalau keadaannya sedang sepi justru saya lebih aktif dan mendominasi; mencoba membuat suasana jadi hangat. Aneh gak sih? Kadang saya mikir, saya extrovert enggak introvert apalagi. Apa jangan-jangan saya ambivert ya? Tapi kata senior saya yang jadi BK, kalau mau tahu kepribadian kita seperti apa harus di test dulu ke psikolog.
  2. Plin-Plan, Impulsif, dan Susah Nolak
    Ini nih kelemahan yang ada pada diri saya. Saya orangnya plin-plan. Gampang bikin janji gampang juga batalin. Mikirnya juga impulsif, gak pernah difikirin dulu kalau mau memutuskan suatu hal. Selain itu kalau dimintai tolong sama orang karena saya ini orangnya ‘gak enakan’ ya suka saya “iya” in aja tanpa liat sikon diri saya sendiri mendukung atau tidak. Pernah suatu hari rekan kerja saya minta tolong sama saya buat bantuin kerjaannya padahal saya sendiri gak yakin bisa. Ya saya “iya” in aja begitu dia menelfon. Alhasil pas di lapangan saya kelabakan dong sampai akhirnya minta tolong ke temen. Untung temennya mau bantuin. Jujur buang sifat ini susah huhuu. Tapi kalau tiap orang minta bantuan diiya-in aja efeknya jadi buruk juga lho buat diri kita. Saya ngalamin sendiri itu. Orang-orang jadi seenaknya nyuruh-nyuruh sama kita meski dengan dalih “minta tolong” karena mereka mikirnya kita pasti mau aja dan akan melakukan permintaannya. Dari situlah saya sadar sudah saatnya saya berani menolak permintaan orang dan membuat batasan pada diri saya sendiri. Mana yang bisa saya lakukan mana yang tidak. Karena kita tidak bisa memenuhi ekspektasi mereka bukan?
  3. Suka Romance Paling Anti Horror
    Mau novel, film, acara TV, video, podcast, acara radio semuanya saya suka bergenre romance dan anti horror. Iya saya akui saya memang penakut. Apalagi nih ya nonton film horror di bioskop bikin rugi buat saya. Kenapa? Karena dari awal film itu ditanyangkan saya lebih banyak menutup mata saya dibandingkan menonton filmnya. Belum lagi teriak-teriak sambil nyubit orang disebelah saya. Makannya kalau lagi nonton horror sama teman-teman mereka paling gak mau kalau saya di samping mereka. Sakit badan katanya :D. Beda lagi kalau nonton film romance. Udah pasti keuwuaannya yang paling kenceng diteriakin. Sampai saat ini film romance versi saya tetep film A Crazy Little Thing Called Love.
    Kalau acara radio pernah waktu itu kayak cerita-cerita hantu gitu udah langsung dimatiin aja radionya gak disetel lagi dan langsung diingat dong jadwalnya. Pokoknya di hari itu jam segitu jangan setel radio bla bla bla karena acaranya horror. Baca novel horror aja merinding. Makannya saya belum pernah baca novel horror.
    Ketika teman-teman saya nonton Jurnalrisa saya mana berani. Pernah sih satu episode saya tonton, itupun harus ditemani sama temen gak berani sendiri. Habis itu gak mau nonton lagi. Padahal menurut saya bagus itu video-videonya Jurnalrisa mengajarkan kita untuk tidak takut pada makhluk-makhluk halus. Tapi tetep aja emang penakut belum berani lagi tonton videonya.
  4. Suka Curhat di Diary sambil Mendengarkan Radio
    Dari zaman sd kelas 5 sampai sekarang masih nulis di diary meski untuk saat ini jarang sih nulisnya. Gak tau kenapa. Biasanya kalau lagi galau, kasmaran, kesel, marah, unek-uneknya saya tulis semua di diary. Lumayan tuh udah berapa buku yang sudah saya tulis. Kenang-kenangan hidup. But the main point is self healing. Mengeluarkan segala unek-unek dalam bentuk tulisan di buku diary bisa membuat hati dan fikiran saya jauh lebih tenang. Sambil menulis biasanya saya sambil mendengarkan siaran di radio juga. Asik sih. Apalagi kalau lagu yang diputarnya lagu-lagu jadul. Band-band hitz dulu tahun 2000-an.
  5. Suka Makanan Rasa Coklat
    Mau makanan apapun asal rasa coklat pasti saya makan. Ice cream, biscuit, cake, drink, apapun itu yang berbau coklat udah sikat. Bahkan coklat batangan aja saya anteng makannya. Temen saya makan coklat SilverQueen yang beratnya 65 gram itu butuh berapa kali makan. Lha saya sendiri pas dibuka langsung dilahap semua.
  6. Dari Satu Bulan Pasti Ada 1 Hari Izin Kerja
    Yup! Alasannya adalah dismenore. Apa itu dismenore? Kalau di saya biasanya disebut sumilangeun. Itu sakit kram pas lagi datang bulan atau haid. Dalam satu bulan pasti ada aja izinnya karena dismenore. Kalau udah kerasa udah bisa gulang-guling seharian di atas kasur sambil nangis. Atau kalau rasa sakitnya datang pas malam saya gak bisa tidur semalaman. Teman-teman saya bahkan orang tua saya udah sering bilang buat diperiksain lagi ke bidan atau ke dokter kandungan. Tapi saya jawabnya paling hormon atau sebelum haid makan pedes mulu.
  7. Baru Suka Korean Drama dan Bucin Ok Taec-Yeon
    Kemana aja baru suka? Hihii iya saya baru dua tahun kebelakang ini suka sama Korean-Drama dan artis-artisnya, salah satunya yang membuat saya bucin saat ini adalah Ok Taec-Yeon. Duh padahal dari dulu dari zaman saya SMP saya sering dengerin lagu Hands Up nya 2PM sambil nonton di YouTube pula, cuma bilang itu yang di mobil kuning ganteng. Ehh baru tahu namanya kalau itu adalah Ok Taec-Yeon. Tahu Ok Teac-Yeon juga dari drakornya Vincenzo. Gara-gara suka dan bucin inilah akhirnya saya jadi mau dan senang mempelajari bahasa Korea.

Well that is all about me. Mungkin dari kalian ada yang baru tahu fakta tentang diri saya. Masih banyak kok fakta-fakta lain tentang diri saya cuma ya yang saya aforementioned itu saya ambil highlight nya aja. Saya sadar saya terlahir dengan segala kekurangan dan juga kelebihan. Tergantung kamu liat saya dari sudut pandang yang mana. Memang benar sih, saya akan dianggap baik oleh orang yang menyukai saya dan saya akan dianggap jelek atau jahat oleh orang yang membenci saya. Tapi soal pandangan orang ke kita emang betul kita tidak bisa mengendalikannya. So keep focus on your target!


Love,

Ihat

Share:

Saturday, February 11, 2023

Hal-Hal Istimewa

 

Photo by Archie Binamira

Tak ada yang namanya pekerjaan yang sempurna. Pasti selalu ada titik dimana kita benar-benar telah lelah, jenuh, bahkan ingin menyerah. Hanya saja menginjak dewasa bukan perkara kita sudah tak sanggup lantas cabut begitu saja, banyak urusan runyam jika hanya memikirkan ego sesaat. Maka tak lain dan tak bukan adalah tetap bertahan meski itu itu bukanlah hal yang menyenangkan.


Siang itu, saat semuanya terasa runyam aku memilih untuk pergi ke toilet untuk membasuh muka. Berharap ada ilham datang sehingga bisa mempercepat urusan pekerjaan yang mendadak stuck di kepala. Menuruni anak tangga dengan fikiran melayang-layang hingga kemudian seorang anak kecil perempuan yang sedang berdiri di bawah anak tangga tersenyum ke arahku, tak biasanya.


“Hai Uneng!” sapaku.


“Ibu..” jawab dia sambil tersenyum lebar membuat hatiku senang. “Ibu ini.” Lanjut dia sambil memamerkan kepalan tangannya. Aku mengerutkan kening tidak mengerti. Kemudian dia membalikkan kepalan tangannya itu. “Buka.”


Aku pun membuka kepalan tangannya itu dan di sana rupanya ada satu permen.


“Buat Ibu, ambil.” Aku tersenyum sembari terharu lalu diambillah permen yang ada di tangan Uneng tersebut. Lalu si Kaka yang ada di sampingnya tak ingin kalah. Dia melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan adiknya. Aku pun disuruh untuk mengambil permen yang ada di tangan si Kaka.


“Terima kasih ya.” kataku sambil tersenyum bahagia. Kemudian aku kembali menuju ruanganku dengan perasaan lega. Entah mengapa hal-hal yang tadinya kusut di kepalaku kini mendadak rapih dan sudah terurai. Memangnya apa yang sudah dilakukan kedua anak kecil tadi? Bukankah itu hal yang amat sederhana bukan?


Kemudian di hari yang lain saat sepulang kerja rasanya aku ingin berteriak kencang, tiba-tiba datang anak kecil yang baru saja membeli kopi sambil berlarian kecil. Wajahnya masih penuh dengan bedak yang tak ditabur sempurna di wajahnya membuat aku terhibur. Aku tersenyum sendiri. Mengingat ketika kecil setiap sore pasti selalu disuruh untuk membeli kopi oleh Bapak. Setelah melihat pemandangan itu entah mengapa rasa capek yang tadinya menggunung langsung lenyap seketika. Rupanya terkadang kita lupa akan hal-hal yang terjadi di sekitar lantaran kita terlalu sibuk dengan fikiran kita sendiri. Padahal banyak sekali hal-hal istimewa yang bisa kita saksikan langsung di sekitaran kita. Entah itu saat kita berangkat kerja, pulang kerja, ataupun saat bekerja.


Terima kasih untuk hal-hal istimewa ini yang membuat aku kembali tersenyum dan sejenak bisa melupakan keruwetan yang ada.


Love,

Ihat

Share:

Wednesday, February 08, 2023

First Time: Walking Tour bersama Cerita Bandung

Lama tak menulis. Sebenarnya banyak sekali hal-hal yang ingin aku bagi di sini. Entah mungkin karena penyakit procrastinating aku kambuh lagi atau bagaimana. Hingga sebuah video reels di Instagram menamparku bahwa lakukan sedikit dan jangan menunda-nunda.


Pada hari Minggu, 22 Januari 2023 lalu aku berkesempatan untuk mengikuti walking tour bersama Cerita Bandung. Dengan rute perjalanan Patung Pastor H.C.Verbraak yang berada di Taman Maluku dan berakhir di Gedung Sate. Ini adalah pertama kalinya untuk aku mengikuti acara tour kota Bandung. Bermodalkan nekat dan ingin lari dari kenyataan namun tak bisa :D, akhirnya tanpa berharap banyak rupanya namaku masuk di list pada rute perjalanan ini. Tarif untuk kegiatan ini, Cerita Bandung sendiri menerapkan sistem pay as you wish. Lalu bagaimana cara kita kisa mengikuti tur ini? Cukup mudah, kita hanya perlu menunggu jadwal tur yang rilis setiap Rabu malam di akun Instagram Cerita Bandung @ceritabandung.id, setelah itu kita bisa mengisi form untuk mendaftar di link yang ada di bio Instagram Cerita Bandung.

Doc. Pribadi

Doc. Pribadi

Doc. Pribadi

Salah satu hal yang paling menarik dari acara tour minggu lalu, yaitu sejarah mengenai Stasion Radio Malabar. Meski monumen Doktor de Groot atau yang kerap disebut dengan monumen Pantat Bugil kini hanya tinggal nama dan sudah berganti menjadi Masjid Istiqomah, kemudian stasion Radio Malabar sendiri kondisinya saat ini kini sudah tinggal puing-puing reruntuhan. Ada satu cerita menarik mengenai dua orang yang berjauhan yang kemudian saling terhubung dengan menggunakan telepon tanpa kabel. Yaitu seorang anak yang tinggal di Bandung sementara itu ibunya tinggal di Belanda. Setelah bisa menelfon itu tak lama sang Ibu meninggal. Hingga kemudian tercipta lah lagu Hallo Bandoeng karya Willy Derby pada tahun 1929.


Dari kisah tersebut bisa menjadi bahan renungan dan refleksi untuk diri sendiri, di era canggih seperti saat ini kita bisa menghubungi semua orang dengan begitu mudahnya tapi entah mengapa selalu kita lupakan. Contoh, bagi teman-teman yang diperantauan kadang kita lupa, hingga tak sadar sudah berbulan-bulan tidak pulang ke rumah lalu lupa mengabari orang tua. Sampai-sampai kita menerima kenyataan bahwa kita terpaksa harus pulang karena kondisi orang tua kita sakit atau sudah tidak ada. Selama ada kesempatan maka sempatkanlah untuk menelfon, bertukar kabar, atau pulang sejenak untuk melepas rindu yang melanda. Karena sungguh tak ada obat selain segera bertemu untuk rindu yang sudah menggebu.


Semoga di lain kesempatan bisa kembali lagi mengikuti walking tour dari Cerita Bandung. Karena sungguh rupanya Bandung menyimpan banyak cerita di setiap sudut yang kita lewati dan bisa menjadi bahan untuk evaluasi diri.

 

Love,

Ihat

 

Share:

Sunday, January 15, 2023

Yang Ku Kira Hanya Sekedar Imajinasi

Photo by hissetmehurriyeti


Have you ever written about your future? Such as, I wanna have my husband in the future like bla bla bla. You just write in your book, and day by day goes on. You forgot about what you’ve written and in the next day. Di hari yang tak pernah kamu sangka, kamu dipertemukan dengan orang yang persis seperti apa yang telah kamu tulis.


Satu persatu list yang pernah aku buat, menceklis dengan sendirinya setiap kali kebenaran tentang dirimu terungkap. Aku semakin kacau sekaligus bahagia. Rupanya orang yang ku anggap hanya ada dalam imajinasiku ternyata hidup dan ada di depan mata.


Kamu tahu? Aku selalu ingin berlari saat mengetahui bahwa apa yang aku imajinasikan perlahan membentuk utuh dirimu. Seperti menggabungkan puzzle yang berantakan dan kini mulai tersusun rapih memperlihatkan dirimu.


Diantara rasa senang sekaligus tak percaya terselip kekhawatiran yang amat dalam. Selalu bertanya-tanya atas Kuasa-Nya menunjukkan semua ini secara perlahan.


Sering terlontar doa agar diberi petunjuk untuk satu hentakan agar puzzle itu bisa berantakan dan aku bisa mengendalikan fikiran yang mengarah pada tujuan yang aku buat.


Aku tak punya harapan padamu. Karena menaruh harapan kepadamu sama saja aku berkhianat pada Tuhanku. Dan aku tak ingin Tuhanku marah dengan menjadikan harapanku kepadamu sebagai boomerangnya.


Melihatmu hadir dan nyata dihadapanku adalah suatu bentuk Kuasa-Nya atas mimpi dan juga dongeng yang aku buat sendiri selama bertahun-tahun.


Dan saat ini aku sedang bermain peran bersama sosok yang aku impikan dalam wujud nyata mengikuti skenario-Nya. Tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan, tetapi selalu yakin bahwa ketetapan-Nya adalah yang terbaik dan jika sudah menjadi ketetapan-Nya ia tak akan pernah lari meski badai selalu menghalangi.


Love,

Ihat

Share:

Saturday, December 10, 2022

1. Dear My Future Husband

 


Berawal dari malam mingguku yang selalu saja sendiri, guling-guling di kasur, bengong, bingung harus ngapain lagi karena sudah tak ingin melakukan pekerjaan lagi. Toh ini kan weekend. Kasih space dikit buat diri di malam minggu special nothing to do. Sampai kemudian tersadar akan waktu yang terus berjalan, usia yang semakin tua, dan postingan teman-teman yang kadang membuat aku iri; terbersit ingin menikah, memiliki suami, dan memiliki anak. Meski pada faktanya menikah adalah tak seindah dongeng belaka. Tapi aku ingin beramal, melakukan hal-hal baru yang bisa dilakukan bersama yang tentunya hingga akhir hayat yang tak lain dan tak bukan aku harus menikah. Dan sebelum menikah, tentu aku harus memiliki dulu calon suami sebagai syarat nikah. Gimana mau nikah kalau calonnya enggak ada?


Dear my future husband,

Aku benar-benar tak tahu kamu siapa, kamu berasal dari mana, kamu sedang apa saat ini di saat aku sedang menuliskan surat aneh ini. Apakah kamu tengah sibuk dengan pencarian? Ataukah kamu sedang terluka, dikecewakan oleh keadaan? Atau kamu yang sudah dititik pasrah karena berkali-kali gagal namun tak patah semangat?


Ingin sekali rasanya aku membuka halaman itu. Halaman di saat kamu tiba dihadapanku. Menjemputku dengan cara yang Allah mau. Sehingga aku bisa tenang dan tak perlu risau karena aku sudah tahu kamu orangnya. Sayangnya perihal hari esok hanya Allah yang tahu. Tak ada satupun makhluk di dunia ini yang mengetahuinya. Meski kata temanku bilang, perihal menikah bukan karena usia kita yang sudah beranjak dewasa, bukan karena melihat teman-teman yang lain sudah menikah, atau karena sudah bosan mendengar orang bertanya, kapan menikah? Tetap saja, di sudut hatiku yang terdalam, aku ingin menikah. Aku ingin punya suami, memiliki anak, dan juga keluarga yang bahagia dunia dan akhirat.


Meski sadar akan kerumitan dalam berumah tangga, dari mulai faktor ekonomi, komunikasi, hingga ego diri masing-masing dan seluruh hal-hal kecil yang tanpa sadar menjadi urusan runyam tapi entah mengapa diri ini ingin. Iya ingin. Beberapa dari temanku yang sudah menikah rata-rata selalu bilang untuk menikmati usia muda dulu, nikah mah santai aja. Lagi pula nikah bukan menyelesaikan persoalan kita hari ini, tapi gerbang dari seluruh masalah yang tiada hentinya.


Aku hanya tersenyum simpul seraya berkata dalam hati, kalaupun sudah tiba waktunya nanti pasti akan Allah permudah.


Dear my future husband,

Harapanku, cita-citaku adalah aku ingin menikah di tahun depan. Tepat di saat usiaku menginjak dua puluh enam tahun. Semoga kehadiranmu nanti adalah sebagai bentuk kado terindah dari Allah untuk aku beramal dan belajar. Karena tidak lain dan tidak bukan setiap hari yang dilalui adalah bahan pembelajaran. Dan kehadiranmu dalam hidupku tentu bukan hal kebetulan. Pasti akan ada sesuatu hal yang akan menjadi pembelajaran untuk aku agar lebih baik lagi.


Dear my future husband,

Semoga kamu berada dalam lindungan Allah. Dimudahkan segala urusannya, diperluas rezekinya, dan juga dibukakan jalan untuk menemukan aku yang masih di sini, sendiri.


Jemput aku dengan cara yang Allah mau dan jangan ajak aku menuju kemaksiatan. Aku sudah muak dengan segala bentuk drama patah hati.  


Sincerely,

Ihat

Share:

Sunday, November 13, 2022

Mantra Ajaibmu

 



Hai. Lama gak nulis ya. Mungkin bisa jadi efek dari patah hati aku sebelumnya. So sad sih. Ingin sekali aku bilang pada diri sendiri, baboya! Udah umur segini masih aja gak bisa mengartikan tingkah laku orang lain. Hampir saja masuk terperangkap oleh imajinasi sendiri sampai akhirnya kembali mantra kamu yang menyelamatkan aku.


Nyalakan akal, matikan rasa.


Mantra yang selalu aku tanamkan sejak patah hati itu kini aku gunakan kembali. Ampuh sih. Aku bisa selamat sebelum jatuh terperosok terlalu dalam. Well, kamsahamnida.


Siang ini hujan, ditemani lagu yang pada akhirnya kembali membuatku teringat pada dirimu. Sebenarnya bukan karena hujan dan lagunya sih, tapi memang setelah kejadian patah hati dua minggu yang lalu aku langsung teringat pada dirimu. Pada mantramu, dan juga pada nasihatmu. Ingin sekali aku menghubungimu, menceritakan kebodohanku kali ini, tapi ya niat itu aku urungkan kembali. Kamu sudah bilang sama aku, bahwa mulai detik itu  setiap ada permasalahan hadapi sendiri. Jangan lagi minta bantuan. Belajar sendiri.


Padahal bukan itu maksudku. Aku hanya ingin bercerita saja. Mengeluarkan segala unek-unek dalam hati. Karena hanya denganmu aku bisa menjadi diri sendiri. Tapi mau bagaimana lagi. Itu sudah jadi keputusanmu dan aku menghormatinya. Mungkin selama ini aku terlalu bergantung padamu ya. Jadi saat keadaan memisahkan mau tidak mau aku harus berjalan sendiri.


Beruntungnya aku masih memiliki mantra ajaib darimu.


Aku sudah berjanji pada diri sendiri bahwa betul saat ini aku hanya perlu menyalakan akal dan mematikan rasa. Sampai benar-benar bertemu dengan seseorang yang nantinya akan menjemputku dengan cara yang diridhoi oleh Tuhan, baru. aku akan menyalakan kembali rasa itu.

  

Love,

Ihat

Share:

Just Wanna Try It Again!

 


I haven’t been writing a lot these past two months. I haven’t been sharing a lot as well. I didn’t have any idea to do so. Moving to this city is not easy from me, far from family; my big support system. I was sad most of the time. Angry, other times. Small things triggered my insecurities. Even I know, live here is one of my dreams and also being an English teacher is my big dream. So, I didn’t write a lot and I didn’t share a lot.

My heart was empty. Actually, when I wrote here, I was confused. I just sat down, stared at the computer, played the keyboard. Usually after hanging out with my friends, I got any idea so directly I wrote it on my laptop, publish it in my blog. But, I don’t know why for my situation right now, I didn’t get anything to share with you. To get the inspiration is so hard from me.

Should I take rest for a while from social media?

Should I give big motivation to myself?

Should I read many books to charge my mind and my energy?

Should I come closer to Allah? As my creator?  

In the reality, I find it burden to be a teacher. While I was writing here, I got the reason for that. Yep, because I put “teacher” as my big dream.

Thus, please! Just give it a try, you have nothing to lose. Never give up!  

 

Love,

Ihat

Share:

Sunday, September 11, 2022

Dear kamu, Selamat!

 


Dear kamu,

Lama tak jumpa dan yang kudapati adalah kabar kamu telah meminang orang lain. Kaget, bahagia, sekaligus kecewa bercampur dalam hati. Cerita-certia imajinasiku mendadak luluh, hancur dan aku tak berdaya untuk melanjutkan kisah fiksi ini.

Kamu yang ku kira akan menjadi terakhir bagiku ternyata tidak. Bukan kamu orangnya. Kamu adalah harapan terakhir yang selalu aku panjatkan, rupanya hanya menjadi tempat persinggahan dan kisah yang sudah usai. Yang seharusnya sudah aku tutup lembarannya tujuh tahun yang lalu.

Doa yang kamu panjatkan yang pertama dan juga rupanya menjadi yang terakhir bagiku itu harusnya sudah menjadi bab akhir yang tak perlu aku lanjutkan lagi dengan paragraph baru berisi harapan-harapan kosong.

Aku kembali pada titik terendahku.

Kembali pada garis merah yang selama ini dengan susah payah aku telah menarik diri darinya.

Aku kembali terjerebab hanya karena kenyataan yang seolah-olah selalu menipuku.

Aku benci dibuat bahagia kemudian tak lama dibuat menderita

Aku benci pada cinta yang datang yang pada akhirnya hanya membuat aku kembali menjadi seperti orang gila.

Aku mulai membenci diriku sendiri karena begitu mudahnya terperdaya

Aku mulai merutuk pada diri sendiri

Sudah tak seharusnya kemarin aku mencarimu

Meminta kepada-Nya

Jelas dari awal kamu hanya datang sebagai pelangi di hidupku.

Yang hanya bisa dipandang namun tak bisa diraih.

Sudah sadar sekarang?

Yuk, kembali lagi berjalan untuk pulang pada rumah sendiri

Tak apa-apa sambil terseok-seok asal sampai

Doakan agar kamu bahagia dengan kehidupan barumu

Namun sungguh aku tak sanggup jika pertemuan pertama nanti setelah tujuh tahun tak jumpa

Kamu sudah menggandeng tangan seorang perempuan, yang tak lain dan tak bukan adalah istrimu.


Dan hujan mengguyur deras malam ini seolah meredam tangisku agar kamu tak mendengarnya. 


Love,

Ihat



Share:
My photo
I'm a storyteller who could look back at my life and get a valuable story out of it. I'm trying to figure things out by writing. Welcome to my journey! Please hit me up ihatazmi@gmail.com