Showing posts with label Catatan Harian. Show all posts
Showing posts with label Catatan Harian. Show all posts

Saturday, February 11, 2023

Hal-Hal Istimewa

 

Photo by Archie Binamira

Tak ada yang namanya pekerjaan yang sempurna. Pasti selalu ada titik dimana kita benar-benar telah lelah, jenuh, bahkan ingin menyerah. Hanya saja menginjak dewasa bukan perkara kita sudah tak sanggup lantas cabut begitu saja, banyak urusan runyam jika hanya memikirkan ego sesaat. Maka tak lain dan tak bukan adalah tetap bertahan meski itu itu bukanlah hal yang menyenangkan.


Siang itu, saat semuanya terasa runyam aku memilih untuk pergi ke toilet untuk membasuh muka. Berharap ada ilham datang sehingga bisa mempercepat urusan pekerjaan yang mendadak stuck di kepala. Menuruni anak tangga dengan fikiran melayang-layang hingga kemudian seorang anak kecil perempuan yang sedang berdiri di bawah anak tangga tersenyum ke arahku, tak biasanya.


“Hai Uneng!” sapaku.


“Ibu..” jawab dia sambil tersenyum lebar membuat hatiku senang. “Ibu ini.” Lanjut dia sambil memamerkan kepalan tangannya. Aku mengerutkan kening tidak mengerti. Kemudian dia membalikkan kepalan tangannya itu. “Buka.”


Aku pun membuka kepalan tangannya itu dan di sana rupanya ada satu permen.


“Buat Ibu, ambil.” Aku tersenyum sembari terharu lalu diambillah permen yang ada di tangan Uneng tersebut. Lalu si Kaka yang ada di sampingnya tak ingin kalah. Dia melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan adiknya. Aku pun disuruh untuk mengambil permen yang ada di tangan si Kaka.


“Terima kasih ya.” kataku sambil tersenyum bahagia. Kemudian aku kembali menuju ruanganku dengan perasaan lega. Entah mengapa hal-hal yang tadinya kusut di kepalaku kini mendadak rapih dan sudah terurai. Memangnya apa yang sudah dilakukan kedua anak kecil tadi? Bukankah itu hal yang amat sederhana bukan?


Kemudian di hari yang lain saat sepulang kerja rasanya aku ingin berteriak kencang, tiba-tiba datang anak kecil yang baru saja membeli kopi sambil berlarian kecil. Wajahnya masih penuh dengan bedak yang tak ditabur sempurna di wajahnya membuat aku terhibur. Aku tersenyum sendiri. Mengingat ketika kecil setiap sore pasti selalu disuruh untuk membeli kopi oleh Bapak. Setelah melihat pemandangan itu entah mengapa rasa capek yang tadinya menggunung langsung lenyap seketika. Rupanya terkadang kita lupa akan hal-hal yang terjadi di sekitar lantaran kita terlalu sibuk dengan fikiran kita sendiri. Padahal banyak sekali hal-hal istimewa yang bisa kita saksikan langsung di sekitaran kita. Entah itu saat kita berangkat kerja, pulang kerja, ataupun saat bekerja.


Terima kasih untuk hal-hal istimewa ini yang membuat aku kembali tersenyum dan sejenak bisa melupakan keruwetan yang ada.


Love,

Ihat

Share:

Sunday, January 15, 2023

Yang Ku Kira Hanya Sekedar Imajinasi

Photo by hissetmehurriyeti


Have you ever written about your future? Such as, I wanna have my husband in the future like bla bla bla. You just write in your book, and day by day goes on. You forgot about what you’ve written and in the next day. Di hari yang tak pernah kamu sangka, kamu dipertemukan dengan orang yang persis seperti apa yang telah kamu tulis.


Satu persatu list yang pernah aku buat, menceklis dengan sendirinya setiap kali kebenaran tentang dirimu terungkap. Aku semakin kacau sekaligus bahagia. Rupanya orang yang ku anggap hanya ada dalam imajinasiku ternyata hidup dan ada di depan mata.


Kamu tahu? Aku selalu ingin berlari saat mengetahui bahwa apa yang aku imajinasikan perlahan membentuk utuh dirimu. Seperti menggabungkan puzzle yang berantakan dan kini mulai tersusun rapih memperlihatkan dirimu.


Diantara rasa senang sekaligus tak percaya terselip kekhawatiran yang amat dalam. Selalu bertanya-tanya atas Kuasa-Nya menunjukkan semua ini secara perlahan.


Sering terlontar doa agar diberi petunjuk untuk satu hentakan agar puzzle itu bisa berantakan dan aku bisa mengendalikan fikiran yang mengarah pada tujuan yang aku buat.


Aku tak punya harapan padamu. Karena menaruh harapan kepadamu sama saja aku berkhianat pada Tuhanku. Dan aku tak ingin Tuhanku marah dengan menjadikan harapanku kepadamu sebagai boomerangnya.


Melihatmu hadir dan nyata dihadapanku adalah suatu bentuk Kuasa-Nya atas mimpi dan juga dongeng yang aku buat sendiri selama bertahun-tahun.


Dan saat ini aku sedang bermain peran bersama sosok yang aku impikan dalam wujud nyata mengikuti skenario-Nya. Tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan, tetapi selalu yakin bahwa ketetapan-Nya adalah yang terbaik dan jika sudah menjadi ketetapan-Nya ia tak akan pernah lari meski badai selalu menghalangi.


Love,

Ihat

Share:

Saturday, December 10, 2022

1. Dear My Future Husband

 


Berawal dari malam mingguku yang selalu saja sendiri, guling-guling di kasur, bengong, bingung harus ngapain lagi karena sudah tak ingin melakukan pekerjaan lagi. Toh ini kan weekend. Kasih space dikit buat diri di malam minggu special nothing to do. Sampai kemudian tersadar akan waktu yang terus berjalan, usia yang semakin tua, dan postingan teman-teman yang kadang membuat aku iri; terbersit ingin menikah, memiliki suami, dan memiliki anak. Meski pada faktanya menikah adalah tak seindah dongeng belaka. Tapi aku ingin beramal, melakukan hal-hal baru yang bisa dilakukan bersama yang tentunya hingga akhir hayat yang tak lain dan tak bukan aku harus menikah. Dan sebelum menikah, tentu aku harus memiliki dulu calon suami sebagai syarat nikah. Gimana mau nikah kalau calonnya enggak ada?


Dear my future husband,

Aku benar-benar tak tahu kamu siapa, kamu berasal dari mana, kamu sedang apa saat ini di saat aku sedang menuliskan surat aneh ini. Apakah kamu tengah sibuk dengan pencarian? Ataukah kamu sedang terluka, dikecewakan oleh keadaan? Atau kamu yang sudah dititik pasrah karena berkali-kali gagal namun tak patah semangat?


Ingin sekali rasanya aku membuka halaman itu. Halaman di saat kamu tiba dihadapanku. Menjemputku dengan cara yang Allah mau. Sehingga aku bisa tenang dan tak perlu risau karena aku sudah tahu kamu orangnya. Sayangnya perihal hari esok hanya Allah yang tahu. Tak ada satupun makhluk di dunia ini yang mengetahuinya. Meski kata temanku bilang, perihal menikah bukan karena usia kita yang sudah beranjak dewasa, bukan karena melihat teman-teman yang lain sudah menikah, atau karena sudah bosan mendengar orang bertanya, kapan menikah? Tetap saja, di sudut hatiku yang terdalam, aku ingin menikah. Aku ingin punya suami, memiliki anak, dan juga keluarga yang bahagia dunia dan akhirat.


Meski sadar akan kerumitan dalam berumah tangga, dari mulai faktor ekonomi, komunikasi, hingga ego diri masing-masing dan seluruh hal-hal kecil yang tanpa sadar menjadi urusan runyam tapi entah mengapa diri ini ingin. Iya ingin. Beberapa dari temanku yang sudah menikah rata-rata selalu bilang untuk menikmati usia muda dulu, nikah mah santai aja. Lagi pula nikah bukan menyelesaikan persoalan kita hari ini, tapi gerbang dari seluruh masalah yang tiada hentinya.


Aku hanya tersenyum simpul seraya berkata dalam hati, kalaupun sudah tiba waktunya nanti pasti akan Allah permudah.


Dear my future husband,

Harapanku, cita-citaku adalah aku ingin menikah di tahun depan. Tepat di saat usiaku menginjak dua puluh enam tahun. Semoga kehadiranmu nanti adalah sebagai bentuk kado terindah dari Allah untuk aku beramal dan belajar. Karena tidak lain dan tidak bukan setiap hari yang dilalui adalah bahan pembelajaran. Dan kehadiranmu dalam hidupku tentu bukan hal kebetulan. Pasti akan ada sesuatu hal yang akan menjadi pembelajaran untuk aku agar lebih baik lagi.


Dear my future husband,

Semoga kamu berada dalam lindungan Allah. Dimudahkan segala urusannya, diperluas rezekinya, dan juga dibukakan jalan untuk menemukan aku yang masih di sini, sendiri.


Jemput aku dengan cara yang Allah mau dan jangan ajak aku menuju kemaksiatan. Aku sudah muak dengan segala bentuk drama patah hati.  


Sincerely,

Ihat

Share:

Sunday, November 13, 2022

Mantra Ajaibmu

 



Hai. Lama gak nulis ya. Mungkin bisa jadi efek dari patah hati aku sebelumnya. So sad sih. Ingin sekali aku bilang pada diri sendiri, baboya! Udah umur segini masih aja gak bisa mengartikan tingkah laku orang lain. Hampir saja masuk terperangkap oleh imajinasi sendiri sampai akhirnya kembali mantra kamu yang menyelamatkan aku.


Nyalakan akal, matikan rasa.


Mantra yang selalu aku tanamkan sejak patah hati itu kini aku gunakan kembali. Ampuh sih. Aku bisa selamat sebelum jatuh terperosok terlalu dalam. Well, kamsahamnida.


Siang ini hujan, ditemani lagu yang pada akhirnya kembali membuatku teringat pada dirimu. Sebenarnya bukan karena hujan dan lagunya sih, tapi memang setelah kejadian patah hati dua minggu yang lalu aku langsung teringat pada dirimu. Pada mantramu, dan juga pada nasihatmu. Ingin sekali aku menghubungimu, menceritakan kebodohanku kali ini, tapi ya niat itu aku urungkan kembali. Kamu sudah bilang sama aku, bahwa mulai detik itu  setiap ada permasalahan hadapi sendiri. Jangan lagi minta bantuan. Belajar sendiri.


Padahal bukan itu maksudku. Aku hanya ingin bercerita saja. Mengeluarkan segala unek-unek dalam hati. Karena hanya denganmu aku bisa menjadi diri sendiri. Tapi mau bagaimana lagi. Itu sudah jadi keputusanmu dan aku menghormatinya. Mungkin selama ini aku terlalu bergantung padamu ya. Jadi saat keadaan memisahkan mau tidak mau aku harus berjalan sendiri.


Beruntungnya aku masih memiliki mantra ajaib darimu.


Aku sudah berjanji pada diri sendiri bahwa betul saat ini aku hanya perlu menyalakan akal dan mematikan rasa. Sampai benar-benar bertemu dengan seseorang yang nantinya akan menjemputku dengan cara yang diridhoi oleh Tuhan, baru. aku akan menyalakan kembali rasa itu.

  

Love,

Ihat

Share:

Sunday, September 11, 2022

Dear kamu, Selamat!

 


Dear kamu,

Lama tak jumpa dan yang kudapati adalah kabar kamu telah meminang orang lain. Kaget, bahagia, sekaligus kecewa bercampur dalam hati. Cerita-certia imajinasiku mendadak luluh, hancur dan aku tak berdaya untuk melanjutkan kisah fiksi ini.

Kamu yang ku kira akan menjadi terakhir bagiku ternyata tidak. Bukan kamu orangnya. Kamu adalah harapan terakhir yang selalu aku panjatkan, rupanya hanya menjadi tempat persinggahan dan kisah yang sudah usai. Yang seharusnya sudah aku tutup lembarannya tujuh tahun yang lalu.

Doa yang kamu panjatkan yang pertama dan juga rupanya menjadi yang terakhir bagiku itu harusnya sudah menjadi bab akhir yang tak perlu aku lanjutkan lagi dengan paragraph baru berisi harapan-harapan kosong.

Aku kembali pada titik terendahku.

Kembali pada garis merah yang selama ini dengan susah payah aku telah menarik diri darinya.

Aku kembali terjerebab hanya karena kenyataan yang seolah-olah selalu menipuku.

Aku benci dibuat bahagia kemudian tak lama dibuat menderita

Aku benci pada cinta yang datang yang pada akhirnya hanya membuat aku kembali menjadi seperti orang gila.

Aku mulai membenci diriku sendiri karena begitu mudahnya terperdaya

Aku mulai merutuk pada diri sendiri

Sudah tak seharusnya kemarin aku mencarimu

Meminta kepada-Nya

Jelas dari awal kamu hanya datang sebagai pelangi di hidupku.

Yang hanya bisa dipandang namun tak bisa diraih.

Sudah sadar sekarang?

Yuk, kembali lagi berjalan untuk pulang pada rumah sendiri

Tak apa-apa sambil terseok-seok asal sampai

Doakan agar kamu bahagia dengan kehidupan barumu

Namun sungguh aku tak sanggup jika pertemuan pertama nanti setelah tujuh tahun tak jumpa

Kamu sudah menggandeng tangan seorang perempuan, yang tak lain dan tak bukan adalah istrimu.


Dan hujan mengguyur deras malam ini seolah meredam tangisku agar kamu tak mendengarnya. 


Love,

Ihat



Share:

Wednesday, April 06, 2022

Membaca Kembali Isi Surat

 

Photo by Andrew Dunstan on Unsplash


Malam ini entah kenapa perasaan aku sendu. Entah mungkin rindu atau bagaimana yang jelas setelah melihat memori-memori beberapa tahun belakang. Tersenyum, tertawa, menitikkan air mata begitu satu persatu foto-foto itu muncul di layar laptop. Aku tahu waktu yang telah hilang tak akan pernah bisa kembali. Mungkin dengan seperti ini salah satu caranya agar bisa kembali mengingatnya. Mustahil kan untuk bisa kembali ke masa lalu dengan menggunakan mesin waktu seperti Nobita yang meminta bantuan kepada Doraemon?

Hal yang paling menyesakkan sampai saat ini adalah surat ucapan kelulusan atas wisudaku satu tahun yang lalu yang ditulis oleh anak-anaku, FULATION. Surat yang ku baca untuk pertama kalinya pada malam hari setelah siangnya acara wisuda dan saat itu perasaanku meledak. Aku menangis tersedu-sedu. Hinga barusan, saat aku tak sengaja menemukannya kemudian kembali membacanya rasanya masih sama; masih meneteskan air mata. Terima kasih sudah mau direpotkan dan diajak kerja sama. Aku gak tahu lagi harus berkata apa karena tak ada yang bisa menggantikan kalian.

Semoga urusan-urusan kalian dipermudah ya anak-anak. Mari sama-sama kembali lagi berjuang walau tak lagi bergandengan tangan. Mari sama-sama berdoa meski jarak yang memisahkan. Mohon maaf atas segala khilaf yang pernah dilakukan. Terima kasih untuk suratnya yang membuatku kembali percaya diri untuk terus berjuang!

Tonight let me share about the letter from my students.



Love,

Ihat

Share:

Monday, March 28, 2022

Begini Ya Rasanya Jadi Anak Kost

Foto oleh Jose Barrios dari Pexels


Bismillahirrahmanirrahiim

Actually this is so surprising for me karena bener-bener dadakan dan diluar rencana. Yang pada awalnya enam tahun sembilan bulan tinggal di asrama dan sekarang harus tinggal di kostan, sendirian lagi. Ya namanya juga tinggal di asrama dalam satu ruangan tentunya gak sendirian dong, ada banyak temen-temen lain yang sama tinggal dalam satu ruangan. Terbiasa berisik, makan bareng-bareng, kemudian pasti sering ngobrol dan sekarang harus berubah seratus delapan puluh derajat dengan kondisi kostan yang sendirian, sepi, dan apa-apa harus sendiri. Di awal-awal aku sering nangis dan pasti nelfon orang rumah atau teman-teman di asrama.

Specifically, the differences are:

1. Yang biasanya pulang piket ke asrama akan disambut dengan panggilan anak-anak atau ruangan yang ramai kali ini setiap pulang dari sekolah pas sampai kostsan suasananya hening. Paling-paling merebahkan diri di kasur sambil melihat langit-langit kamar yang masih bersih.

2. Dulu pas masih di asrama untuk urusan makan gak perlu repot mikir mau makan apa dan beli di mana karena sudah disediakan oleh dapur tiga kali sehari: pagi, siang dan malam. Tinggal ngambil aja ke dinning room. Sekarang? Hmm.. masak sendiri repot karena gak suka habis. Belanja sayurannya juga gak bisa dalam porsi sedikit. Beli ya gitu-gitu aja. Kalau mau paling pesan makanannya lewat aplikasi.

3. Kalau makan biasanya ada temen atau enggak kalaupun makannya sendiri masih ada yang bisa di ajak ngobrol. Sekarang setelah nge kost? Bener-bener hening. Cuma makan sendiri gak ada temen ngobrol, gak ada temen makan. Makannya kadang sekarang kalau lagi makan suka sambil main handphone atau enggak sambil dengerin radio. Karena sepi banget juga gak enak. Gimana gitu.

4. Kalau ada apa-apa ya mau gak mau harus dihadepi sendiri karena gak ada orang yang bisa diandalkan. Misal ketika ada kecoa. Ya mau gak mau harus menghadapinya sendiri. Ya kali nelfon mereka suruh dateng dari Tasik ke Bandung. Kan kelamaan😅.

5.  Kalau mau pergi kemana-mana pastikan isi kostan udah aman seperti lampu-lampu dalam keadaan mati, terminal listrik dicabut kalau gak dipakai. Jangan lupa dikunci. Kalau pas di asrama kalau mau pergi ya pergi karena di ruangan kan ada temen yang nungguin. 

6. Di sisi lain enaknya sih ya untuk belajar, untuk menulis suasananya hening jadi lebih fokus. Toilet cuma buat sendiri jadi gak perlu antri. Kalau di asrama kan ya pasti ba’daki ba’daki sebelum mandi. (Yang pernah mondok pasti faham maksudnya).

Terlepas apapun kondisi aku saat ini, I say thanks to Allah because He has permitted me to live alone in the kost with the new situation. And this situation teaches me everything include how to survive. Karena ini bener-bener keluar dari zona nyamannya aku. Yang biasanya selalu ada di sekitar aku, yang jaraknya dekat kayak mau ngambil uang ke ATM tinggal jalan ke depan gerbang langsung ada, mau beli bubur di pagi hari atau di malam hari tinggal jalan aja deket dan selalu ada. Mau beli air kelapa misalnya tinggal jalan kaki aja udah sampe. Sekarang? Mau ke ATM (yang sama ATMnya) need more effort. Jalan agak jauh atau enggak naik ojeg. Mau beli bubur ada sih tapi pagi aja kalau mau malam ya agak jauh juga tempatnya.

Tapi gak apa-apa. Alhamdulillah sekarang ya sudah mulai terbiasa dengan suasana baru ini. Enggak ada lagi males-malesan after shubuh karena kalau males-malesan dipastikan telat untuk sampai ke sekolah. Senin-Jum’at bener-bener full dan I must learn how to manage time well. Karena serba sendiri sebenarnya gak enak *kode keras 😂. Keuangan untuk urusan bayar sewa kost, makan, minum, keperluan pribadi mau tidak mau harus benar-benar diperhitungkan. Karena kan sebelumnya gak pernah tuh bayar sewa pas lagi di asrama, makan, minum free!  But once more, namanya juga hidup apapun itu yang terjadi hadapi dan jalani.


Love,

Ihat


Share:

Saturday, March 19, 2022

This Is Because His Plan!

 

Photo by Hanny Naibaho on Unsplash

Bismillahirrahmanirrahiim...

Akhir-akhir kemarin aku jarang post ya, mohon maaf karena memang minggu-minggu kemarin sibuk mengurusi perpindahan. Perpindahan apa? Tentunya pindahan kerja. Jadi dari awal bulan Maret kemarin aku sudah dinyatakan resign dari tempat kerja aku sebelumnya, asrama tercinta yang memang almost 6.5 years I spent my time to dedicate there. Lama banget ya? Aku aja yang ngejalaninnya ngerasa kayak baru aja kemarin melangkahkan kaki masuk ke Pesantren ini, starting when I was 18 years old. When I didn’t know everything to know everything. Time flies so fast.

Honestly, I have a plan for resigning here because I want to fight my dream. In my plan, I will leave this boarding at the end of this semester. Maybe around on June. So when I got the information about job vacancy and it was suitable for me, I tried it. My application was accepted twice in different place but there was one thing that didn't support thus I didn’t continue it. And then on November 2021, I got the new information from my friend who lives in Bandung and I tried it again. I didn’t expect more and thought if this place will make myself be better and close to Allah, I believe that Allah will place me there. But if this place just will make me far from Allah, I believe that Allah will never give me that.

I forgot about my application who was send. Up till December came, I received the message from the employer that my application was accepted! After that, I followed to interview and  the result was accepted. Then, I was tested for teaching (micro teaching) in front of the supervisor and also the students. Again and again, I didn’t expect more but the result… I was accepted! Lastly, psychological test (psikotes). And yaa I passed it! Ya Allah.. Astaghfirullah, innalillahi wa alhamdulillah when I received this message and then I sujud syukur. I cried because this was not on my plan. My friends were happy to hear it but they were also sad because I would leave this place sooner.

Once more, semuanya benar-benar jauh dari rencana dan melesat cepat. Bandung is a one of my dreams which comes to me when I’m turning 24 years old.  

To all my beloved friends,

Unni. Thanks to always listen my unek-unek 😅atau dengerin Taecyeon/ Lee Min Ho ganteng yang aku udah bilang beribu kali tanpa bosan. Yang suka dirurusuh buat cepetan mandi because you’re so hard to take a bath but the soonest kalau mandi. Yang emang bukan bener-bener bestie pas aku lagi tenggelam di kolam renang 😥. Well, thanks for your letter. I cried when I read it. Huhuuuu😭. Thanks for supporting me! Your letter will be pasted in my diary. Ehehhhh.

Ummi Iwin and Ustadz Opik thanks for always giving advice for me. Entah itu soal pekerjaan, jodoh  😁 or sometimes always made me jealous karena suka minta tolong fotoin berdua wkwkw. Makasih karena suka ngajak jalan-jalan. Pangandaran, Pameungpeuk, walau kadang akunya susah diajak main hehehehhhh.

Teh Tia. Temen sekasur dulu pas masih single. Temen ngobrol soal novel, drakor jaman dulu yang belum aku tonton, soal hafalan Al-Qur’an, ngaji, sekolah. Ah pokoknya apapun itu pasti suka diobrolkan hihiiii.

Wa Ichan. Mohon maaf yang suka dipinjem hpnya buat main games, yang suka ngajak jajan kalau piket bareng, atau enggak aku yang suka ngabisin makanan Wa Ichan heheehhhh. Yang suka nitip nasi telor Teh Tati 😂.

Tuti. Yang dari awal pendiam banget, terus sakit dianterin. Orang yang pertama kali suka dibangunin kalau tengah malem bangun. Kalau apa-apa aku suka minta dianter😅 atau kalau piket malem kalau aku lagi susah tidur dan dia lagi tidur suka diganggu biar dia gak tidur karena saking takutnya 😂mohon maaf ya.

Keke. Partner aku yang tegas ke adonya. Temen nyanyi di ruangan. Yang suka tidur paling akhir. Yang suka riweuh kalau ada panggilan dari luar negeri 😆yang sama-sama kalau ada kecoa ributnya ampun 😂 I will miss it when we were finding a cockroach. Pernah sampai rebutan naik kasur gegara si kecoa yang jalan-jalan ke sana- ke mari dan ngebangunin orang yang lagi tidur😆.

Arum. Yang suka cerita soal ke insecure-an bikin aku jadi ngerasa ada temen bahwa aku gak sendirian kok yang mikirin hal itu. Yang suka ngejajanin, yang pernah dibikin kesel karena insiden naik sepeda malem pas di Pangandaran. That’s unforgettable moment! Always make me laugh when I’m remembering it.

Dina. Yang sama-sama takut kecoa. Yang sama-sama penakut. Yang tengah malem pernah tiba-tiba duduk kayak hantu, atau tengah malem tiba-tiba teriak bikin aku bangun dan marah-marah 😅 yang pernah aku marahin di Pangandaram pas lagi snorkelling. I’m so sorry for that.😂

Tita. Yang apa-apa serius apalagi kalau udah nonton susah dipanggilnya. Yang sama-sama ingin punya dream catcher gegara nonton The Heirs. Yang kalau udah ngomong bahasa Sunda pasti bahasanya terdengar asing di telinga.

Silfi. Iprit! Wkwwk. Yang kalau  ngomong ada aja hal yang bikin kita ketawa. Yang suka Doraemon. Yang apa-apa kalau get problems larinya minta nikah.  Please yaa nikah bukan solusi atas masalah-masalah kita saat ini. 😅Yang suka naik gunung bahkan dia melabeli dirinya dengan sebutan anak gunung.

Teh Yunisa. Yang anaknya suka aku ambil tanpa bilang dulu ke emaknya. Abis itu aku biarin dan malah yang lain yang ngasuhnya 😂.

Teh Yuni. Kalau piket pasti bawa makanan. Yang jadi tumbal buat ngisi kelas 12 kalau lagi jamkos. Yang sama-sama pernah harap-harap cemas kalau hari Ahad tiba😂 .

Kiki. Yang baru masuk. Yang apa-apa diem gak banyak omel ini-itu. Paling nanya diam-diam 😂, yang rajin tahajud. Semoga Mamah cepet sehat ya.

Pak Iiq. Yang apa-apa pasti minta tolong heheee. Di mulai dari zaman jaga lab karena gak punya laptop jadi ya lumayan sambil nunggu sambil ikut search, ngerjain tugas. Ikutan ngeprint karena deadline. Yang suka ikut diririweuh karena anak-anak. Thanks a bunch Pak Iiq!   

Ustadz Heru. Terakhir kemaren yang ngeh dan nyadar kalau aku itu tenggelam. Thanks for saving me! Huhuuu. Yang suka julid kadang.

Teh Miftah. Yang bermutasi dari Murobbiyah menjadi Ustadzah terima kasih atas segala ilmu dan nasihatnya yang pernah diberikan. Yang sering ngasih traktiran jajanan hehee.

Ustdzah Eulis, Ustadz Budi terima kasih sudah mau membimbing, mengarahkan dan mengingatkan. Anak-anak asuh aku, Indirect terkhusus ruang 16, 17, 18, 19 & 1 terima kasih atas segala kenangannya. Suratnya yang bikin aku meleleh dan nangis.

Dan untuk seluruh warga Pesantren yang tak bisa aku sebutkan satu persatu. Jazakallohu khoiran katsiira. Terima kasih atas segala kebaikan-kebaikan dan juga kesempatan yang telah diberikan. And I never regret that I’ve ever met all of you in my life. I'm so grateful for our moments together!

Untuk segela rencana yang hanya bisa kita rencanakan. Maka sepenuhnya mari kita serahkan rencana kita pada Yang Maha Pemilik rencana terbesar se alam semesta, Allah SWT.  


Love,

Ihat

Share:

Sunday, March 13, 2022

Aku Takut Kecoa, Kamu ?

 

www.canva.com

Bismillahirrahmanirrahiim

Takut Kecoa? Ada yang sama?

Literally tadinya aku gak akan nulis ini. Cuma pas mau nulis kebelet pengen buang air kecil dan pas mau masuk ke kamar mandi, Astaghfirullah! Itu kecoa entah datang dari mana lagi mondar-mandir di belakang kloset bikin aku bergidik dan bingung harus diapain biar mati. Semprotan buat pembunuh serangga belum beli, padahal tadi pagi pas ditelfon Mamah bilang suruh beli. Biar pas dateng tuh si kecoa langsung semprot dan nanti juga mati sendiri jadi bisa langsung dibuang kecoanya. Because she knows that I'm so scared with cockroach.

Bingung harus diapain, teriak minta tolong tetangga ya kali mereka dari kemaren pintunya nutup terus dan keluar cuma kalau mau masak doang di dapur umum ( I wanna cry with this situation. I know it’s the first time for me so I’m not used with this 😭). Kebiasaan 6 tahun lebih di asrama kalau ada kecoa ya auto teriak, lari pontang-panting dari ujung ruangan ke ujung ruangan dan nanti giliran Unni sama Tuti yang beraksi. (Selain aku ada Keke sama Dina yang sama-sama takut kecoa jadi suka teriak berjama'ah dan berebut tempat yang aman. Kan jadi kangen kan karena takutnya bareng-bareng gak sendirian😭😆). Atau kalau lagi di rumah, pasti bakal teriak-teriak manggil, “Mamaahh… Mamaahhh…” “Bapakk… Bapakk…” habis itu Bapak akan bawa sapu buat mukul si kecoa atau Mamah dengan membawa semprotan pembunuh serangga.

And now? Mau gak mau aku harus beraksi sendiri. Bermodalkan cairan pembersih wc yang aku arahkan ke si kecoa malah bikin si kecoa lari terbirit-birit muterin isi kamar mandi😢. Udah puyeng kayaknya eh malah mau naik keluar dari kamar mandi. Panik lah! I immediately brought a broom dan aku pukul langsung si kecoanya eh si kecoanya malah mau terbang malah bikin aku ngejerit! Untungnya gak kenceng amet karena aku tahu nanti malah menimbulkan kepanikan bagi yang lain. Masa gegara kecoa heboh. Kan nanti gitu 😔. Ok. Masih dengan pegang sapu, si kecoa bener-bener keluar dari toilet dan lari ke pojokan deket botol gas kecil. Memaksakan diri untuk berani padahal sebenarnya takut setengah mati, aku mencoba buat neken si botol ke dinding dan alhasil si kecoa malah keluar mau lari ke arah aku tapi malah balik lagi ke belakang si botol. Duh udah pengen nangis! Mana di luar hujan lagi, petirnya nyamber gede! Aku tarik nafas coba buat sekali lagi meski dengan perasaan takut  sampai akhirnya aku mengulanginya hingga 3x. Dan di ketiga kalinya ini lah akhirnya si kecoa udah mulai gak berdaya dengan keadaan terbalik. Yes! Buru-buru aku seret pakai sapu meski dengan was-was dan pas aku buang ke luar ruangan nihil! Itu se kecoa entah lari ke mana. Lho bukannya tadi udah kebalik ya?

Aku cek lagi dan dia lari lagi ke pojokan itu! Arghh!!! Aku kembali lagi melakukan hal yang sama, memukul itu si kecoa hingga terbalik lalu aku seret hati-hati meski dengan hati yang super duper ketakutan dan taraaaaa dia akhirnya mati di teras kosan ku.

Kalau ditanya kenapa takut sama kecoa, ya takut. Asli TAKUT! Apalagi pas terbangnya iihhhh pokoknya. Aku yang biasanya selalu mengandalkan teman-teman, Mamah, Bapak, kini mau gak mau harus menghadapi rasa ketakutan itu sendirian. Gak enak sih. Tapi ya kali mau dibiarin aja itu kecoa berkeliaran di kamar mandi dan harus nahan pipis? Gak juga kan?

Punya pengalaman yang sama soal kecoa? Share with me here!

“Keadaan benar-benar membuatku harus menghadapi dan melawan rasa takut sendirian.”


Cheers,

Ihat

Share:

Sunday, January 23, 2022

Dikasih Waktu Buat Balik Lagi Ke Zaman SMA?!

Photo by THIS IS ZUN from Pexels


Bismillahirrahmanirrahiim

Mari berandai-andai…

The question is what did you do if you could turn back your time when you at Senior High School?

Hmm kalau dalam grammar ini termasuk dalam contoh conditional sentences type 2. Artinya impossible hihii. Tapi gak apa-apa sih, cuma mau lihat diri saya di masa lalu oleh saya yang sedang berada di masa kini.

Well, kata orang masa SMA itu adalah masa yang paling indah. Ya bisa dibilang gitu sih. Meski kenyatannya masa pahitnya juga dapet hahaa. Nah kalau emang dikasih kesempatan buat turn back ke masa itu maka jawabannya saya exactly, I would reset about everything that has happened. Hahaaa gak mungkin banget! Lol!

1. Belajar lebih dimaksimalkan

Seandainya saya bisa balik lagi ke bangku SMA tentu hal pertama yang ingin saya perbaiki adalah usaha saya dalam belajar. Meski iya dulu juga saya rajin belajar tapi rasanya kurang maksimal aja. Apalagi dipelajaran tertentu saya suka tidur. Ya Allah forgive me. Ngerasa dosa banget kalau inget ini sekarang. Ilmunya jadi gak dapet karena tidur di kelas atau enggak gak merhatiin guru atau paling oarah seolah-olah merhatiin tapi fikiran lagi melayang ke mana gitu. Kadang suka nyesel aja kenapa dulu gak mati-matian belajar kayak Kang Sol A di drakor Law School. Hehee. Tapi ya mau gimana lagi saya cuma bisa ceritain ini ke anak-anak asuh saya biar gak nyesel kayak saya atau ke adik saya.

2. Stop for loving someone who never love yourself

Ha! Ini memang kebodohan saya selama masa SMA. Uhh kalau aja bisa dikembalikan lagi waktu, saya mau langsung cabut perasaan saya itu dan lebih memilih untuk fokus mencintai diri saya sendiri. Saya sadar diri saya amat berharga dari pada perasaan bodoh itu. Tapi ya mau gimana lagi. Mungkin itu adalah salah satu fase kehidupan yang harus saya jalani. Meski menyakitkan pada saat itu, tapi saat ini kalau difikir-fikir lucu juga dan kadang bilang ke diri sendiri kok saya waktu itu mau ya dibego-begoin sama kelakuan dia? Tau gitu udah saya jauhin bahkan gak akan saya ladenin dari pada ujung-ujungnya cuma bikin saya jatuh sendirian.

3. Ambil kerja part time

Satu lagi yang saya sesalkan kenapa gak dari dulu saya mulai. Yap soal kerja! Meski pas zaman sekolah saya dulu saya suka berjualan dan di awal kelas 12 saya mulai mengajar kadang ya kalau liat dari kaca mata sekarang kenapa gak dimulai dari pas kelas X? Ya kerja apa kek yang emang bisa part time. Entah itu jadi kasir, penyiar radio, biar banyak pengalaman aja gitu. Tapi ya dulu gak mikir ke sana sih, Mikirnya cuma fokus buat sekolah aja belum ngerti duit. Heheee.

Semua yang saya tulis ini emang udah mustahil terjadi tapi setidaknya hal-hal yang menurut saya ini berharga sekali bisa saya sampaikan ke adik-adik saya, ke anak-anak asuh saya, atau mungkin ke anak saya sendiri nanti biar mereka bisa ambil hikmah dari pengalaman saya. Berharap mereka lebih baik dari saya dan enggak nyesel kayak saya sekarang. Saya yakin kok orang akan lebih tertarik untuk mendengarkan cerita apalagi ceritanya based on experience/true story ketimbang dinasehatin.

Cheers,



Share:

Kalau Lihat Ikan Lumba-Lumba Jadi Ingat...

Photo by Ádám Berkecz on Unsplash

Bismillahirrahmanirrahiim

Sore tadi ketika aku sedang memeriksa gambar hasil anak-anak, ada seorang anak yang menggambar seorang anak perempuan sedang dicium oleh ikan lumba-lumba. Aku tertegun dan cukup lama memandangi gambar itu di layar komputer. Aku tersenyum kecut mengingat aku tidak pernah ada diposisi si anak perempuan yang ada digambar ini.

Aku jadi inget masa TK aku. Let me tell you here.

Usiaku saat itu lima tahun. Anak TK yang kalau berangkat ke sekolah tuh gak pernah diantar. Jarak antara rumah dengan sekolah lumayan lah sekitar 650 meter pas aku cek sekarang pakai Google Maps. Jalan kaki sendiri atau bareng sama temen-temen yang lain tapi sih seringnya sendiri. Kalau zaman sekarang udah jarang ya anak TK jalan sendiri sekolah. Rata-rata diantar naik motor kan? Zaman aku dulu sih udah biasa anak ke sekolah sendiri. Jadi waktu itu sekolah aku ngadain semacam apa ya kayak main gitu lah atau kunjungan kali ya namanya? Ya pokoknya waktu itu diluar hari sekolah kalau gak salah, sekolah aku ngadain kunjungan buat nonton pertunjukan lumba-lumba tepatnya di acara festival kota. Sekolah ngasih pilihan antara orang tua boleh ikut tapi bayarnya double, atau yang gak ikut orang tuanya juga gak apa-apa karena semua guru ikut dan mendampingi juga. Orang tua aku pilih yang, ok kamu berangkat sendiri. Dan saat itu aku sebagai anak pertama yang gak punya pengalaman apa-apa (maksudnya pengalaman dari Kakak, iyalah namanya juga anak pertama) cuma ngangguk-ngangguk aja yang penting udah ikut aja asik kan nonton lumba-lumba.

Besoknya pas mau berangkat Mamah ngasih aku bekel makanan yang dimasukin ke kotak makanan. Aku lupa lagi makanannya apa yang jelas yang masih ingat makanan pasar lah ya dan juga uang Rp. 1000,-. Ini lebih gede dari uang jajanku yang biasanya cuma Rp. 500,-. Hanya saja Bapakku menegur Mamah kok ngasihnya cuma seribu dan Bapak ngambil uang aku yang seribu itu dan menggantinya dengan uang Rp. 5000,-. Waw! Lima ribu! Zaman dulu tahun 2003 duit lima ribu berharga banget! Bisa jajan sepuasnya! Ok. Aku dianterin dulu ke sekolah sebelum Bapak pergi ke bengkel, dibonceng naik sepeda. Sementara itu Mamah seperti biasa pergi ke rumah Ua buat bantu-bantu.

Sesampainya di depan sekolah, Bapak wanti-wanti sama aku soal uang, jangan hilang terus kalau bisa harus ada sisanya. Aku saat itu cuma iya iya aja, salim lalu berhamburan masuk kelas dengan perasaan bahagia. Namun begitu aku masuk kelas beberapa orang tua murid justru banyak yang ikut. Aku sih gak peduli banget ya waktu itu. Nah sebelum berangkat itu aku sama temen-temen jajan dulu di sekolah sampai akhirnya kembalian uang aku yang jumlahnya tiga ribu itu, aku langsung masukin aja ke kantong celana seragam aku. Dan tanpa aku sadari lagi itu kantong celananya ternyata dangkal banget. Dengan uang seribuan lembaran yang gak aku lipet rapih dan aku masukin langsung gitu ke aja ke kantong celana aku itu ternyata uangnya jatuh tepat di ambang pintu! Teman-teman aku yang lain pada ribut itu uang siapa yang jatuh. Aku yang liatnya masa bodo. Karena aku fikir  uang aku kan aman ada di kantong celana. Dan pada saat itu parahnya lagi aku gak ngecek uang aku masih ada apa enggak.

Berangkatlah kita ke festival kota itu naik kereta odong-odong. Sesampainya di sana tentu kita jalan ya, mengitari festival itu sendiri. Agak siangan kayaknya ketika sampai di acara pertunjukan lumba-lumba itu. aku buru-buru membuka bekal yang tadi disiapkan mamah dan memakannya begitu sampai di sana. Air minum pun aku cuma bawa sedikit. Ternyata acara lumba-lumba itu cukup lama lah ya (mungkin karena aku masih kecil waktu itu). nah pas diakhir acara si penjaganya bilang yang mau diphoto sama lumba-lumbanya bisa mendaftar terlebih dahulu dengan membayar Rp. 20.000,- Aku buru-buru merogoh isi saku celanaku dan aku langsung panik begitu ternyata isi saku celanaku kosong! Aku teringat uang yang tadi jatuh diambangppintu kelas. Jangan-jangan tadi  itu uang aku yang jatuh? Sementara itu teman-teman aku yang membawa uang lebih  udah ikut mendaftar, apalagi yang ikut bersama orang tuanya. Aku cuma menatap mereka dengan tatapan nanar kalau harus aku expresikan sekarang. Cuma waktu itu karena aku gak ngerti sama emosi yang aku rasakan saat itu, saat liat mereka antri buat diphoto rasanya kok sakit ya. Kenapa Mamah aku gak ikut juga sama aku di sini? Padahal pengen banget diphoto sambil dicium lumba-lumba.

Beberapa temanku yang sudah mendapatkan cetakan photonya langsung lonjak-lonjak bahagia sambil memamerkan cetakan photonya itu kepadanya ibunya, sementara aku yang masih duduk di kursi penonton cuma bisa nonton sambil kefikiran uang itu ilang ke mana

Hari semakin siang dan perut aku juga udah mulai keroncongan. Selain itu aku pun kehausan. Aku menahan lapar dan haus sejak menonton pertunjukkan lumba-lumba tadi. Dan setelah menonton pertunjukkan lumba-lumba itu acara dilanjutkan dengan belanja. Jadi bagi anak-anak yang mau belanja silahkan, apalagi yang sama orang tuanya. Aku saat itu karena sendirian gak tahu harus pergi kemana. Aku cuma membuntuti rombongan sambil menahan rasa lapar dan haus. Sementara itu fikiranku kembali pada uang yang hilang itu karena takut nanti kalau pulang ke rumah dan ditanyai Bapak terus aku jawab hilang Bapak pasti akan marah besar. Sepanjang jalan udahlah panas, pusing karena aku berjalan dikelilingi oleh orang-orang dewasa yang emang tinggi-tinggi ya jadi pusing gitu. Sambil megang perut karena lapar dan saat itu aku gak menemukan guru aku. Guru aku entah pergi ke mana. Saat itu yang ada difikiranku cuma pengen buru-buru naik kereta odong-odong dan sampai sekolah habis itu pulang.

Begitu sampai sekolah aku pulang sendirian. Tidak dijemput dan harus berjalan kaki menuju rumah. Sementara itu uang kan udah gak punya, minum juga udah habis. Aku berjalan sendiri menuju rumah sambil menahan rasa haus dan lapar. Belum lagi panasnya terik matahari. Sekitar 10-15 menit aku baru bisa sampai rumah. Waktu itu yang aku ingat begitu sampai rumah, Mamah udah pulang dari rumah Ua karena memang jamnya untuk sholat dzuhur. Nah sesampainya di rumah itu aku langsung ganti baju , mengambil air minum, makan, sholat, habis itu ya pergi tidur. Mamah aku gak bilang apapun dan aku juga tidak mengatakan apapun karena aku lelah dan aku takut kalau aku bilang aku haus dan lapar selama di sana terus mereka jawab kan dikasih uang lebih terus aku jawab uangnya hilang, mereka akan memarahiku. Nah waktu itu Bapak aku juga udah pulang dari bengkel terus Bapak nanya uangnya nyisa atau enggak ya aku jawab uangnya habis soalnya aku haus. Padahal yang terjadi sebenarnya uangnya hilang dan aku kehausan selama di festival itu.

Aku gak berani cerita ini ke mereka sampai akhirnya kisah aku ini kembali terulang ke adek aku.

Pas aku lagi di asrama, Mamah nelfon aku bilang katanya adek aku ada acara renang di sekolah dan orang tua boleh ikut atau enggak (kondisi sekarang jauh berbeda dengan yang dulu. Mamah dulu dingin dan cuek beda dengan sekarang. Dan aku lebih dekat sekarang dengan Mamah termasuk dengan Bapak.) otomatis aku langsung ngambek dong begitu Mamah bilang Mamah gak akan ikut karena jualan. Aku bilang Mamah harus ikut, kalau soal biaya biar aku yang bayar. Aku kembali teringat kejadian aku dulu dan aku gak mau kejadian itu terulang lagi ke ade aku. Tapi takdir berkata lain…

Begitu aku pulang ke rumah karena di asrama sedang gak ada jadwal, Bapak cerita sama aku kalau Mamah aku ternyata gak ikut ke acara renangnya ade aku karena gurunya bilang kalaupun orang tua gak ikut tetap ada guru yang memantau. Ah bullshit! Dalam hati aku.  Alhasil adek aku sendirian ke sana dan saat itu tetangga aku yang ikut ke acara renang itu ngomel-ngomel ke Bapak aku lantaran adek aku kasian banget gak ada yang ngurusin, bajunya basah, dll. Bapak aku langsung pergi ke skeolah buat jemput adek aku. Dan Bapak gak tega banget liat kondisi ade aku yang iya cuma liat sana-sini sambil bengong. Aku cuma nelen ludah aja karena gak tahan aku juga punya pengalaman yang sama dulu.

Dan pengalaman aku itu baru aku sampaikan kebenarannya ke mereka pas aku usia 22 tahun. Mamah aku cuma diam dan terlihat ngerasa berasalah banget sampai kalau tiap kita ngumpul dan ngomongin soal itu Mamah tuh langsung menitikan air mata dan suka minta buat berhenti cerita tentang itu. Aku sadar kok dengan sifat Mamah yang mudah percaya sama omongan orang.

Makannya kalau pergi ke festival bayang-bayang aku kecil dulu tuh suka tiba-tiba datang aja. Atau enggak iya kalau liat gambar lumba-lumba. Langsung keingetan momen itu. Dan sebelumnya aku pernah cerita soal ini ke teman-teman aku, sayangnya dari mereka cuma bilang, itu sih biasa aja. Atau enggak, lebai cerita gitu doang nangis. Semenjak saat itu aku tak ingin lagi berbagi kisahku yang memang menurutku sangat menyedihkan pada orang lain. Cukup ditulis di sini saja. Karena dengan menulis aku bisa bebas menyampaikan apa yang ingin aku sampaikan dan apa yang aku rasakan.

Dari pengalaman aku ini aku cuma mau nulis poin-poinnya aja buat bekal nanti kalau aku udah nikah dan punya anak:

  1. As a mother ternyata harus serba tahu segalanya, meski kamu tidak mengalaminya dulu di masa kamu kecil atau karena baru punya anak, kamu bisa bertanya kepada orang lain atau rajin baca.
  2. Kalau ada acara di sekolah terus kalau orang tua sekiranya boleh ikut dan anak masih kecil lebih baik ikut.
  3. Sebagai orang tua ternyata jangan langsung menyalahkan si anak kalau si anak berbuat salah. Kasusku kan begitu karena sebelumnya-sebelumnya orang tua aku, terutama Bapak yang suka marah dan ngasih hukuman kalau aku salah maka di kasus ini aku memilih berbohong dari pada harus dimarahi dan mendapat hukuman.
  4. Sebagai guru kalau mengadakan acara seperti ini harus extra perhatian pada murid yang tidak didampingi oleh orang tuanya.
  5. Suatu saat nanti jika aku menjadi seorang Ibu, aku ingin lebih perhatian pada anak aku. Aku ingin anak aku kelak bisa mencurahkan segala isi hatinya tanpa menyalahkan dan juga menggurui.

Tapi soal lumba-lumba ternyata gak sampai di situ. Lumba-lumba juga mengingatkan aku pada seseorang yang selama ini selalu aku harapkan ternyata dia meminang orang lain di saat ribuan pertanyaan untuk dia belum aku sampaikan.

Ya udah sih mau gimana lagi. Setiap tanya kadang gak butuh jawaban cuma butuh penerimaan aja. Bener gak?

Love,



Share:

Tuesday, July 06, 2021

FULATION: Congrats and See U at The Top!


Doc. Pribadi

Bismillahirrohmanirrohim

Anak-anakku sekalian, FULATION yang disayang Allah, bagaimana kabarnya? Semoga senantiasa sehat dan ada dalam lindungan Allah SWT. Aamiin. 

Well, congratulations on your graduation! Alhamdulillah kalian bisa melewati semua tantangan demi tantangan selama tinggal di Pesantren hingga akhirnya kalian bisa menyelesaikannya sampai ke garis finish. Tepatnya tanggal 6 Juli tadi kalian telah resmi menjadi alumni. Ukhti doakan semoga ilmu yang sudah kalian dapatkan selama di Pesantren senantiasa tetap diamalkan di kehidupan sehari-hari dan menjadi penjaga kalian dalam mengarungi kehidupan ini. Udah yaa Ukhti gak akan lagi bangunin kalian tiap pagi, gak akan lagi ngomel-ngomel karena kalian susah bangun, terlambat ke sekolah, kerudung sama kaos kaki pendek, ruangan berantakan, piring, sendok, botol minum yang disimpan di mana aja. Gak akan lagi ngomel-ngomel sambil maksa buat ke klinik, maksa kalian harus banyak makan dan minum. Gak akan lagi nganter ke klinik, manggil-manggil kalian karena ada telfon atau WhatsApp, atau manggil-manggil kalian lantaran hp kecil belum juga dibalikin. Hehee.

Dikesempatan yang baik ini, Ukhti mau minta maaf yang sebesarnya-besarnya sama kalian. Maafin Ukhti yang mungkin tiap pagi bikin kalian bete, sebel, rungsing :D. Maafin Ukhti juga yang bisa jadi tanpa sengaja pilih kasih, walau hal itu sebenarnya selalu Ukhti jauhin sebisa mungkin. Bagi kalian yang pernah kebentak, kemarahin sama Ukhti padahal bukan kalian yang salahnya, yang pernah ke razia hp, rambut, celana pendek karena ya itu udah tugas Ukhti 😀 atau yang pernah terabaikan karena Ukhti harus ngurus  lain hal. Ukhti minta maaf ya. Untuk barang, makanan, uang atau apapun itu takutnya ada yang ke makan atau ke pake, atau ada yang hilang mohon keikhlasannya. Maaf untuk segala kesalahan, kekurangan, dan kekhilafan Ukhti selama enam atau bahkan tiga tahun terakhir ini. 

Ukhti sangat bersyukur bisa kenal dan mengasuh kalian. Kalian adalah murid Ukhti yang rupa-rupa warnanya, sekaligus teman dan partner selama di Pesantren. Terima kasih karena selalu pengertian, mau sama-sama bekerja sama, dan yang tak kalah adalah secara tidak langsung Ukhti belajar banyak hal dari kalian. You are the best thing that I have ever had. 

Selamat buat anak-anak Ukhti  yang sudah mendapatkan impiannya, yang belum jangan patah semangat. Karena yang terbaik tak selalu mesti datang cepat dan yang buruk tak mesti datang terlambat. Setiap orang punya timing nya masing-masing. Semangat ya!

Finally, congrats and see you at the top! Mari sama-sama mendoakan semoga dilain kesempatan kita bisa berjumpa kembali. Love you!

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

With love,

Siti Solihat


Share:

Tuesday, June 29, 2021

Momen Ketika Wisuda

Photo by RUT MIIT on Unsplash


Bismillahirrahmanirrahiim

Kalau ditanya,

Momen apa sih yang paling berkesan ketika wisuda?

Mmm… In my opinion sih gak ada. There was no special because we celebrated our graduation at home. We just sat down in front of the laptop and also made sure the signal was stable. Kalau unstable kebayang dong gimana apalagi pas pemanggilan nama, cuma itu doang sih yang ditunggu-tunggu dari awal habis itu di-screenshot, and finally upload in our social media. Just it.

Kalau pas pemidahan tali toga gimana?

Ya gak gimana-gimana sih. Waktu itu yang mindahin tali toga Mamah, itupun pas Mamah lagi cuci piring dan langsung lari-lari kecil dari dapur pas dibilang sama rektor buat dipindahin tali toganya. Pas graduation orang tua aku tetep jualan, as usually. And they said to me kalau misalkan gak online kayak gitu mereka juga bakal libur jualannya. Ya iyalah moment seumur hidup sekali (kalau buat saat ini ya, gak tau nanti apa bakal wisuda lagi 😀 dalam artian aku kuliah lagi aamiin) dan mereka hadir gitukan di acara yang emang sangat dinanti-nanti dari pas aku kuliah tingkat 1. Cuma ya qadarullah harus berjalan seperti ini. Tapi I’m so thankful to Allah, Alhamdulillah even I late to complete my study. Lebih satu semester sih. But it’s ok. I’m so proud of myself.

Ini berarti kan di rumah ya acara wisudanya, ada yang ngasih bunga gak ke rumah?

Iya exactly I celebrated it at my home. Kalau yang ngasih bunga gak ada sih, tapi mm.. kalau yang ngasih boneka wisuda ada. She is my best friend. Jadi sepulang dia nge-private English, she came at my home, she said to me that she just wanted taking picture with me. And so surprised I think, she brought the big bag paper and yah that was a gift for my graduation. Well, thanks a lot Teh Dini!

Oh iya, I remember, jadi H-1 nya itu my friends yang satu asrama sama aku ini, temen kerjaan ya maksudnya, mereka ngajakin aku buat photo studio. Dan mereka minta buat bawa aja baju wisudanya, even the graduation was tomorrow. Awalnya aku nolak, dalam hatiku masa iya sih wisudanya kan besok masa photo-photo pake baju wisudanya udah dari sekarang? Tapi ya they are so kind and they promised me for uploading the photo tomorrow. Jadi pas aku lagi wisuda baru mereka upload. Dan yah Alhamdulillah gak aku tolak. Aku dateng ke studio photonya saat itu dan kayaknya nyesel deh kalau aku nolak. Terharu banget pas sampai sana. Maksudnya ya mereka se care itu sama aku. Dan pas bagian bayar juga kalau liat kondisi kan harusnya aku ya yang bayarin secara yang punya hajatannya itu aku kan, but mereka bayar masing-masing. Duh pokoknya itu kado terbaik deh yang mereka kasih buat aku. And I wanna say thanks a bunch for Teteh, Teh Siti Rohayati, thanks for your idea. Aku aja gak kefikiran sampai sana buat photo-photo bareng sama temen seasrama. It was a brilliant idea.

Apa aja sih persiapan yang dilakukan buat wisuda?

Meski online ya, aku antusias banget buat merayakannya. Secara ini hasil dari kerja keras aku selama 4,5 tahun gitu kan. Aku mikirnya masa iya sih gak ada persiapannya. Ya maksudku, misal dari mulai kuota aku isi full H-1 nya itu, gak mau lah pas hari H nya tiba-tiba layarnya berhenti karena kuotanya habis. Bahkan aku sampai beli kartu baru. Besides, I also prepared for my makeup. Jadi dari awal aku beli beberapa produk dan aku belajar sendiri, belajar dari YouTube; cara makeup buat wisuda. Meski hasilnya abal-abal hehee tapi aku puas. Terus buat bajunya aku pake baju gamis aja, kado dari orang tua santri asuh aku. Awalnya aku mau jahit baju kebaya, kebaya gamis gitu. Cuma dananya aku pakai buat lunasin biaya wisuda aku, jadi gak jadi deh. Dan harganya lumayan juga lah, orang badan aku kebilang gede hehee. Dan H-1 itu sebelum aku pergi photo studio bareng temen-temen aku itu, paginya aku setrika baju gamisnya, baju wisudanya juga.

Ah ya! Ada satu moment yang sebenarnya bikin aku terharu plus kalau diingat bikin nangis sih. Jadi sehabis pulang photo studio itu, aku minta antar ke Bapak aku buat beli buket bunga. Tadinya kan mau beli ke temen ternyata temen aku lagi off dulu. Ya udah sore itu Bapak aku temenin aku buat cari itu buket bunga. Udah ke beberapa florits dan ternyata harganya lumayan lah. Dan saat itu gak ada satupun dari buket bunga yang aku suka. Aku fikirnya kalau aku gak suka kenapa aku mesti beli? Gak apa-apalah besok photo wisudanya gak pake buket bunga. Kataku gitu. Waktu itu udah ke tiga toko bunga, gak ada yang cocok dan udah mulai hujan juga ya jadi aku sama Bapak langsung pulang aja.

Ketika di rumah aku sempet ngedumel sendiri sih, kenapa gak dari kemaren-kemaren nyari, scroll di internet gitu. Sampai Mamah aku bingung sendiri, katanya apalagi yang harus dicari? Emang buket bunga buat apa? Kemudian aku jawab gini,

“Mah buket bunga itu sebagai hadiah pas acara wisudaan. Biasanya mereka tuh dapet buket bunga dari temen-temennya atau dari orang tuanya. Ya soalnya kan gak bakal ada yang kasih buket bunga ke aku jadi aku beli sendiri sebagai hadiah buat diri aku sendiri.”

Dan aku langsung diem begitu sadar aku jawab gitu. Sebenarnya gak ada maksud buat nyindir Mamah aku. Aku sadar, Mamah aku sama Bapak aku kan lulusan SD. Mereka baru akan mengalami momen wisuda ini besok. Selain itu juga harga segitu buat mereka terlalu wah. Bagi mereka dengan uang seharga buket bunga mending dipakai buat beli lauk pauk.

“Iya Mamah kan gak tau.” Jawab Mamah aku datar banget dan dari wajahnya keliatan rasa bersalah atas ketidaktahuannya.

Setelah itu Mamah pergi ke luar rumah entah ke mana dan aku memilih untuk pergi ke mandi. Begitu selesai mandi, Mamah aku juga baru aja sampai ke rumah. Mamah aku menyodorkan satu bungkus bubur ayam padaku,

“Ini aja ya,” ujar Mamahku dengan ekspresi wajah yang tak bisa kudefinisikan. Aku hanya diam sembari menerima bungkusan bubur ayam itu dan memakannya dengan perasaan campur aduk.

Terakhir?

Masih ada yang kirim kado rupanya. Dikirim via go-send isinya sepatu dan alhamdulillah cukup. Hehee. Jazakallohu khoiran kastiira Teh Miftah. Terus beberapa minggu setelah kelulusan itu anak-anak asuh aku main ke rumah, ngucapin ucapan Selamat secara langsung dan mereka nanya-nanya soal kuliah yang sebenarnya aku sendiri juga bingung harus jawab apa :D. Makasih yaa udah dateng jauh-jauh dari Bandung sampe nyetir sendiri, terus yang nyusul juga pake motor. Love you! And lastly alhamdulillah wa syukurlillah bisa photo studio bersama keluarga, lengkap!

Doc. Pribadi

Regards,



Share:
My photo
I'm a storyteller who could look back at my life and get a valuable story out of it. I'm trying to figure things out by writing. Welcome to my journey! Please hit me up ihatazmi@gmail.com