Killing the Time before Iftar to Ereveld Pandu


 

Ngabuburit ke kekuburan? Ngapain?

Beberapa teman-teman aku di media sosial memberikan komentar kurang lebih seperti itu saat aku mem­­-post ­foto-foto hasil walking tour ke Ereveld Pandu. Jawabanku ya, why not? I got many stories here.

Sabtu, 15 April 2023 lalu aku berkesempatan untuk bisa kembali mengikuti walking tour with CeritaBandung.id dengan rute perjalanan “Senja di Ereveld Pandu.” Waw! Salah satu destinasi yang aku tunggu selama ini! Jadi ada hikmahnya juga ya kebagian tiket kereta malam, siangnya bisa jalan-jalan dulu yey!

Yang pertama kali terlintas di benak sebelum mengikuti rute kali ini adalah aku berfikir untuk bisa mengambil foto terbaik di makam yang tersusun rapi dan cantik ini. Unfortunately, fikiran itu mendadak musnah begitu mengikuti langsung rute perjalanan ini. Bukan karena suasana “kuburan” yang orang-orang pasti tebak menyeramkan; tidak. Tapi setelah mendengarkan sejarah dari tour guidenya membuat kami sebagai peserta tour harus bisa saling respect satu sama lain.

Firstly, di rute kali ini kami gak diajak langsung menuju Ereveld Pandu, tapi kami diajak untuk mengunjungi makam-makam para tokoh sejarah yang berada di TPU Pandu. Dimulai dari makamnya Raymond Kenndy, seorang professor antropologi dari Yale University yang sampai saat ini kasus pembunuhannya belum terungkap, kemudian kami juga diajak mengunjungi makam Alexius Impurung Mendur, seorang fotografer yang mengabadikan peristiwa detik-detik proklamasi kemerdekaan RI. Ada juga makam Prof. Ir. Charles Prosper Wolff Schoemaker yang merupakan seorang arsitek, dosen ITB, dan juga guru Ir. Soekarno. Beberapa karya beliau salah satunya adalah Villa Isola yang berada di  Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.


doc. pribadi

Selain itu ada juga makam keluarga Ursone yang merupakan warga asal Italia, yang kemudian menetap tinggal di Bandung tepatnya di daerah Lembang dan memiliki usaha berupa perternakan susu sapi. Selain itu, mereka juga memberikan tanahnya secara cuma-cuma untuk pendirian Observatorium Bosccha lho! Gimana keren kan?

doc. pribadi

Barulah terakhir kami mengunjungi Ereveld Pandu, sebuah kompleks pemakaman yang dikelola oleh Yayasan pemakaman Belanda, yaitu Oorlogs Graven Stichting (OSG). Makam yang tersusun rapi dan cantik ini merupakan tempat peristirahatan terakhir bagi para korban Perang Dunia Kedua.

doc.pribadi

doc. pri


Terkadang kita terlalu menyepelekan hal-hal yang kita anggap sudah tiada padahal di sana ada makna dan juga pembelajaran yang bisa kita ambil. Contohnya, dari perjalanan kali ini adalah beberapa maut yang masih menyisakan tanya yang sulit untuk bisa dipecahkan siapa dalangnya. Namun percaya dan yakin bahwa jika di dunia belum bisa terpecahkan, di akhirat nanti pasti akan terbalaskan.

Pada saat hari ketika mereka dibangkitkan oleh Allah semuanya, lalu diberitakan kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Allah mengumpulkan (mencatat) amal perbuatan itu, padahal mereka telah melupakannya. Dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu.” (Q.S Al-Mujadilah ayat 6).

Gimana masih mau komen, ngapain ngabuburit ke kuburan? :D

 

Love,

Ihat

 

 

 

  

0 Comments