Showing posts with label Catatan Harian. Show all posts
Showing posts with label Catatan Harian. Show all posts

Sunday, August 11, 2024

Don't Worry! Take It Slowly

Photo by Paul IJsendoorn

Weekend kali ini aku memutuskan untuk pulang ke rumah. Booking tiket seminggu sebelum hari H rasanya hari-hari selama bekerja fikiranku sudah melayang berada di rumah. Dan tadaaa... Jumat malam aku sudah berada di stasiun satu jam sebelum pemberangkatan. Baru kali ini ketika pulang di minggu-minggu kerja, penumpang kereta apinya banyak banget. Wait atau bisa jadi ini udah hal biasa karena besoknya weekend dan aku yang jarang pergi aja kali ya. Hahhaaa!

Begitu mendapatkan tempat duduk yang sesuai dengan nomor yang tertera pada tiket, aku langsung menyimpan beberapa barang bawaanku. Di sampingku rupanya ada seorang Ibu muda, lalu di depan aku ternyata suaminya dan di samping depan aku ada anaknya yang sedang memilih makanan apa untuk dimakan sebelum kereta pergi. 

"Bang, aku mau ini..."

"Ya udah, sini aku yang beli ya." Suaminya pergi menuju kereta makan dan aku tertegun melihat sepasang suami-istri ini begitu akur dan kompak. Begitu makanannya sampai, Ibu muda ini yang pada akhirnya aku panggil Teteh, mulai memakan makanan pesanannya, sementara suaminya membukakan kotak makanan lain untuk anak perempuannya. 

Sweet. 

Dalam hatiku. Ternyata tak hanya sampai di sana, si Teteh ini gak makan sendirian, kotak makannya itu dia kasih ke suaminya. Kemudian suaminya memakan dari kotak makanan itu lalu menyuapi istrinya. Aku yang melihat langsung pemandangan itu tepat di depan mataku cuma bisa menelan ludah, seraya dalam hati berkata,

Inshallah, nanti juga kamu akan di posisi itu. 

Tak lama, si Teteh ini mulai mengajak ngobrol. Awalnya hanya bertanya akan pergi ke mana, kuliah atau kerja, asalnya dari mana, sampai pengalaman naik kereta dari kelas ekonomi sampai eksekutif termasuk ngobrolin soal harga tiket kereta, liburan dari Bandung ke Garut, sampai pada akhirnya kami terdiam karena tertidur. 

Selama kami berdua mengobrol, anak perempuannya justru banyak mengobrol dengan bapaknya. Tak hanya itu, suaminya juga membetulkan posisi tidur anaknya, kaus kaki anaknya juga. Melihat perlakuan suami si teteh ini pada anaknya membuat aku rindu pada Bapak di rumah. 

Tak terasa pada akhirnya kami harus berpisah karena stasiun tujuanku sudah sampai lebih dahulu. Dalam hati aku bersyukur dipertemukan dengan keluarga kecil ini. Di tengah-tengah gempuran perceraian, kasus KDRT, masih ada keluarga kecil yang harmonis dan juga suami yang memperlakukan istri dan anak perempuannya layaknya seorang princess. 

Meski dalam hati terbersit, 

Jangan-jangan si teteh tadi umurnya gak jauh beda sama aku. atau bahkan di bawah aku. 

Aku kapan ya berpergian bareng sama orang yang emang udah di takdirkan buat aku? 

Lalu tak lama dari itu, aku beristighfar.

Hai. Inget. This is not about age. Remember, everybody has different destiny. 

Stop comparing yourself each other. Allah mempertemukan kamu dengan keluarga kecil itu supaya jadi pembelajaran buat kamu kalau kamu gak perlau takut untuk menikah. Masih ada orang yang memilih untuk harmonis bersama keluargnya, treat istri dan anak perempuannya dengan baik. Atau saat kamu melihat si Teteh tadi memperlakukan anaknya dengan sabar, bisa jadi itu juga contoh buat kamu nanti kalau udah punya anak dan lagi berpergian. 

Setiap perjalanan pulang selalu ada hal menarik yang bisa diceritakan.  

Percaya bahwa semuanya sudah ada takarannya dan aku gak perlu merasa jealous atau insecure karena kalau sudah waktunya. Pasti, dia akan tiba dari arah yang tak pernah kamu duga sebelumnya. 

Don't worry! Take it slowly :)


Love,

Ihat 


Share:

Wednesday, August 07, 2024

It is You, I Hope.

Photo by Aaron Burden

Hai, apa kabar?

Hi, how are you?

Are you good?

How's your day?

Dulu sih kata-kata sapaan itu paling sering banget diucapkan oleh guru bahasa Inggrisku. Meski jawaban tiap minggu gak pernah berubah. Paling cuma jawab,

I'm fine Ms, and you? 

I'm fine thank you. And you?

Tapi tiap kali dijawab dengan suara yang lantang mampu membangkitkan semangat dan memperbaiki mood yang jelek pada saat itu.

Beranjak dewasa rupanya pertanyaan sederhana itu sangat berarti untukku. Aku sangat senang tiap kali pesan yang sampai berupa, 

How are you?

Are you ok?

How's your day?

Is everything ok?

Ok, please tell me about your day. 

Belum juga membalas, aku sudah tersenyum kegirangan begitu membacanya. 

Atau pada saat perasaanku tak karuan, jika ada orang yang bertanya hal semacam itu rasanya kenapa ya kayak diinterogasi gitu. Hahaaa. Mungkin akunya lagi gak mau kelihatan gak baik-baik aja ya. Wanna pretend to be ok, tapi kalau udah ditanya soal kabar emang gak bisa bohong lagi sih kalau lagi gak baik-baik aja.

"Gimana kabarnya?"

"Baik.."

"Fisik? Fikiran?"

Lantas aku menjawab dengan bibir manyun, sambil menahan kesal karena pertanyaan itu justru berhasil membongkar kepura-puraanku bahwa sebenarnya aku lagi gak baik-baik saja. Huhuu.

Atau se simple  pertanyaan ketika aku sedang merasa stuck dengan hidup ini, merasa hampa, kosong...

"What do you think when you are alone?"

Boro-boro mau jawab, yang ada malah rembes air mata. Menjawab sambil terbata-bata, karena sungguh hidup sendiri, berjuang sendiri, jauh dari orang tua itu sesuatu sekali. 

Terkadang diri ini butuh seseorang yang kehadirannya, nasihatnya, ataupun perhatiannya mampu membuat diri ini merasa penuh. Tak lagi merasa kosong.

Have you ever felt like that?

Aku harap itu kamu ya. Semoga iya. 

Love,

Ihat

Share:

Monday, August 05, 2024

When You Are Not Ok

Kenapa pulang-pulang mukanya kusut?

Capek ya? 

Yuk duduk dulu, tarik nafas. 

Seharian ini bisa kamu lalui dengan baik bukan?

Walau aku tahu banget, tadi pagi kamu sempat malas bangun karena kamu tahu tadi adalah hari Senin. Hari yang selalu menakutkan untuk kamu, padahal saat kamu melaluinya ternyata tidak semenyeramkan yang ada difikiran kamu kan?

Berangkat pagi, pulang sore, seringnya malam masih mengerjakan kerjaan yang belum usai. Rutinitas yang dijalankan beberapa tahun terakhir ini. Pengen bilang capek, semua orang juga capek. Pengen berhenti, pengen lakuin apapun yang disuka... Cuma ya mikir lagi.  Dari hari ke hari butuh uang. Dan persoalan finansial kamu, udah kamu tanggung sendiri kan dari usia kamu 18 tahun? 

Tarik nafas... Pelan-pelan aja.

Tahu kok, hal yang sedang kamu jalani saat ini adalah mimpi kamu sedari kamu kecil. Kamu bahkan amat teramat sayang dan mencintai dunia kerjamu saat ini. Perasaan capek, lelah, gak selesai-selesai urusan pekerjaan, atau kadang kamu merasakan kekecewaan karena ada hal-hal yang di luar kendali. Gak apa-apa. Itu normal. Namanya juga kerja. 

Jadi apa sebenarnya yang sangat kamu inginkan pada saat ini?

Kamu butuh seseorang untuk bisa support kamu? Butuh seseorang yang bisa jadi pendengar setia cerita kamu tiap kali kamu pulang ke rumah? Bukan tempat kosong lantas bikin kamu malah bengong dan akhirnya nambah beban fikiran lagi karena larinya malah scrolling social media?

Sabar ya. 

Belum waktunya. Nanti juga kalau udah ada waktunya, orang yang selalu support kamu dan jadi pendengar baik kamu, akan hadir juga kok.

Mungkin saat ini, Tuhan pengen ngasih kamu space lebih buat diri kamu sendiri. Biar kamu lebih banyak spend your time with yourself sebelum nanti kamu kesulitan untuk bisa curi-curi waktu buat me time. 

Apapun keadaan kamu, kondisi kamu saat ini meski inginnya mengeluh, tetep ya tolong sisipkan ucapan syukur atas apapun yang udah Tuhan kasih ke kamu. 

Percaya deh, segala ketidaknyamanan sendirian ini pada akhirnya bikin kamu lama-lama kenal sama diri kamu sendiri dan kamu jadi sayang sama diri kamu sendiri. Asalkan kamu banyak mengajak diri kamu sendiri untuk ngobrol, deep talk. 

Gak apa-apa kalau obrolannya random juga. 

Gak apa-apa kalau ngobrolnya sendirian, emang lagi sama diri sendiri kan?

Put away your phone, listen to the your favourite song, start to talk with yourself both written or spoken. Just give yourself a space to think and to accept everything that happened to your life. 


Love,

Ihat

Share:

Kamu Gak Sendiri Kok :)

Photo by Thiago Matos

Gak perlu lihat orang lain buat jadi perbandingan atas dirimu. Gak akan sama. Garis startnya juga udah berbeda.


Berat ya? 

Masih sanggup nanggung sendirian?

Kalau masih sanggup, gak apa-apa. 

Tapi kalau mau berbagi silahkan, cerita kamu siap didengarkan kok. 

Kenapa diam? 

Udah gak sanggup ya? 

Mau membuka dengan satu kata aja rasanya lidah kelu ya? 

Malah air mata yang berjatuhan.


Gak apa-apa. 

Kalau mau nangis, nangis aja. 

Sini, biar aku temani biar kamu gak merasa sendiri lagi.


Perkara ditolak, tidak diterima oleh sesuatu hal yang selama ini kita impikan memang akan menolehkan luka sendiri di hati. Lalu muncul perasaan kecewa, perasaan bahwa diri ini tidak layak, perasaan bahwa orang lain lebih dari kita.


Hei, udah. Stop. Kasian diri kamu sudah lelah untuk menghadapi kenyataan yang ada. Jangan terus disakiti dengan fikiran-fikiran dan ucapan yang aneh-aneh. Gak apa-apa kamu gagal hari ini, kamu ditolak hari ini. Karena apapun yang terjadi cukup hari ini saja bukan? 


Rasanya sakit ya ditolak? Ngerasa hari itu menjadi hari yang paling gagal dan kamu enggan untuk membuka mata kembali, untuk memulai hari. Buat apa? Bukanya udah ditolak ya?


Tapi hidup ya akan terus berjalan. Mau kamu suka atau tidak, waktu akan gak akan pernah berhenti hanya karena kamu lagi gak baik-baik aja.


Jadi, tetap dihadapi ya. Sambil peluk diri kamu sendiri, terus bilang,

"Gak apa-apa. Yang ditolak kan hanya rencana atau pendapat atau perasaan kamu. Hidup kamu enggak kok. Masih ada yang mau nerima dan sayang sama kamu. Kemarin belum tepat aja orang, tempat atau momennya." 


Love,

Ihat

Share:

Sunday, May 05, 2024

Never Afraid If You Leave Me

Photo by KawaiiArt1980

Kenapa ya orang ini benar-benar bisa membuat perasaanku kacau balau. Bisa tiba-tiba seneng, kesel, benci, marah, kecewa. Hanya saja setiap ada kesempatan untuk bisa berbagi cerita dengan dia, entah kenapa aku selalu merasa bisa menjadi diriku seutuhnya dan juga aku merasa tidak ragu untuk berbagi cerita apapun dengannya.

Rasanya aku bisa tenang walau kadang jawabannya bisa sangat tajam, tapi ya aku sadar semua itu karena dia ingin menyampaikan realita yang ada. 

Meski... ya aku tahu dia sudah ada yang memiliki dan perasaan ini rupanya masih mengalir. Aku pernah begitu marah saat mengetahui bahwa dia rupanya sudah ada yang memiliki dambaan hati. Aku kecewa, aku marah, dan aku tidak menerima semua itu. Aku merasa seperti hanya dikasihani, namun setelah aku belajar lagi rupanya aku tidak marah atas kehadirannya. Justru aku marah kepada diriku sendiri karena mengapa aku begitu mudah untuk jatuh cinta.

Kini, aku hanya perlu menikmatinya saja. Tak perlu lagi marah kepada diri sendiri juga sih. Bukankah perasaan yang hadir itu merupakan suatu anugrah dari Allah? Dan aku tidak akan merasakan perasaan itu kalau Allah sendiri yang mengizinkannya bukan? Aku tidak merasa takut lagi kalau memang pada akhirnya kamu hanya singgah dalam kehidupanku.

Kehadiranmu dalam hidupku sudah sangat ku syukuri.

Maaf jika kemarin aku sempat marah

Maaf jika kemarin pun aku sempat merasa kecewa

Itu semua bukan karena kehadiranmu kok

Tapi ternyata ya karena aku udah menyimpan harapan duluan sama kamu

Sehat selalu orang baik :)

Terima kasih karena selalu hadir dan mendengarkan ceritaku. 


Cause there's something in the way you look at me

It's as if my heart knows you're the missing piece

You make me believe that there's nothing in this world I can't be

I never know what you see

But there's something in the way you look at me

(The Way You Look at Me - Christian Bautista)


Love

Ihat


Share:

Sunday, April 14, 2024

Yang Ku Kira Beda, Ternyata Sama Saja!


Photo by Strange Happenings

Sungguh, sulit bagi aku untuk bisa kembali membuka pintu hati. Sengaja semuanya sudah kubentengi tinggi-tinggi agar tak ada yang bisa menembus benteng pertahananku. Aku sudah muak dikasihani kemudian ditemani hingga akhirnya ditinggalkan karena memang dari awal bukan aku orang yang selama ini mereka cari.

Hingga hari yang tak terduga itu tiba. Seseorang datang, mulai mengganggu konsentrasi dan juga fokusku. Gerak-geriknya yang mencurigakan kerap kali menimbulkan pertanyaan. Meski prasangka-prasangka selalu aku tepis tapi kenyataan justru tidak membantah. Itu benar adanya. 

Percakapan-percakapan mulai tercipta sampai akhirnya ada di satu titik di mana dia memborbardir benteng pertahananku dengan kalimat-kalimat yang memilukan dan aku benci kalimat-kalimat itu. Kalimat-kalimat yang terus-menerus merobohkan benteng pertahananku hingga akhirnya benteng itu roboh, hancur. Dan begitu mudahnya aku membiarkannya masuk ke dalam hati dan fikiranku yang kacau balau berantakan. 

Dia mulai merapikannya dengan perlahan. Tanpa paksaan dan juga penghakiman membuatku hanyut akan perlakuan baiknya. Tatapannya, sikap tubuhnya yang tak pernah berpaling ke arah lain. Telinga dan fokusnya tetap ditujukan padaku begitu kisah menyedihkan itu kembali terucap dari bibirku walau terkadang kelu untuk bisa tercuap dan dia selalu membantu untuk melengkapinya. 

Sikapnya yang terkadang manis atau berlebihan selalu membuatku mengerutkan kening. Maksudnya apa ya? Oh atau jangan-jangan akunya aja yang gr duluan

Sampai kebenaran itu terungkap. Dia hanya sekedar ingin membantu tanpa bermaksud membuatku jatuh. Dan aku malah terperosok ke dalam jurang sendirian. 

Aku yang pada awalnya mencoba membuka diri, berharap ini takkan menyakiti justru rasanya semakin membuatku tak percaya lagi pada siapaun nanti yang akan datang. 

Setelah kejadian ini, aku tak ingin membuka diri lagi. Aku tak mau lagi membagikan kisah kelamku pada siapun yang nantinya mencoba untuk menorobos masuk lagi. Karena apa? Pada intinya aku hanya dikasihani saja. Dan aku tak suka dikasihani!

Aku yang belajar kembali membuka pintu hati, rupanya bukan aku yang dicari. 

Miris, kecewa, marah, benci, kesal.

Semua perasaan itu bercampur aduk.  

Tuhan aku benar-benar menyerah kali ini.


Ihat


Share:
My photo
I'm a storyteller who could look back at my life and get a valuable story out of it. I'm trying to figure things out by writing. Welcome to my journey! Please hit me up ihatazmi@gmail.com